GridHEALTH.id - Di awal 2021 ini pandemi Covid-19 masih berlangsung.
Dunia masih mencekam oleh virus corona yang awalnya muncul di Wuhan, China.
Baca Juga: 4 Cara Jitu dan Cepat Mencegah dan Mengatasi Lidah Terasa Pahit
Hingga Desember 2020 sedikitnya 1,75 juta meninggal dan hampir 80 juta kasus telah dicatat sejak wabah muncul di China Desember lalu.
Lebih mengejurtkan lagi pernyataan Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Cobalah Mulai Rutin Makan Jambu Air dan Rasakah 4 Khasiat Dahsyat Ini
Sebab menurutnya krisis virus korona seharusnya tidak mengejutkan.
Malah menurutnya, Krisis virus corona tidak akan menjadi pandemi terakhir di dunia.
Karenanya, menurut mantan menteri kesehatan Ethiopia itu, manusia di bumi sudah waktunya untuk belajar dari pandemi Covid-19.
Baca Juga: Cara Usir Kecoak dengan Daun Pandan Wangi, Buahnya untuk Mengatasi Masalah Lambung
“Sudah terlalu lama, dunia telah beroperasi dalam siklus kepanikan dan pengabaian,” katanya.
“Kita membuang uang saat terjadi wabah, dan ketika sudah berakhir melupakannya, dan tidak melakukan apa pun untuk mencegah wabah berikutnya."
Baca Juga: Jadi Andalan Ketika Tak Bisa Cuci Tangan, Hindari Kesalahan Menggunakan Hand Sanitizer
"Ini sangat picik, dan terus terang sulit untuk dipahami," papar Tedros, mengutip dari Intisari-online.com (27 Desember 2020).
Hal itu terbukti sejak laporan tahunan pertama Dewan Pengawasan Kesiapsiagaan Global September 2019 tentang kesiapan dunia untuk keadaan darurat kesehatan - diterbitkan, beberapa bulan sebelum virus korona baru meletus, yanbg isinya adalah bahwa bumi sangat tidak siap untuk pandemi yang berpotensi menghancurkan.
“Sejarah memberi tahu kita bahwa ini bukan pandemi terakhir, dan epidemi adalah fakta kehidupan,” kata Tedros.
“Pandemi telah menyoroti hubungan erat antara kesehatan manusia, hewan, dan planet,” tambahnya.
“Setiap upaya untuk meningkatkan kesehatan manusia akan gagal kecuali mereka mengatasi antarmuka kritis antara manusia dan hewan, dan ancaman perubahan iklim yang membuat bumi kita kurang layak huni,” katanya.
Ini semua terbukti di pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi.
Bayangkan saja, menurut penghitungan dari sumber resmi yang dikumpulkan oleh Agence France-Presse, virus corona baru ini telah menewaskan sedikitnya 1,75 juta orang dan hampir 80 juta kasus telah dicatat sejak wabah muncul di China Desember lalu.
Baca Juga: Rekomendasi Karantina Mandiri Terbaru Dari CDC Untuk Mereka yang Terpapar Covid-19
Jadi menurut Tedros, jika kita mau belajar dari sejarah, virus corona seharusnya tidak mengejutkan, mengingat peringatan yang berulang-ulang.
“Kita semua harus belajar dari pandemi yang mengajari kita ini, yang sudah terjadi dan dimulai sejak lama, salah satunya flu Spanyol,” katanya.
Baca Juga: Jelang Tahun 2021, Penerima Vaksin Covid-19 Bakal Terima SMS Notifikasi dari Pemerintah
Oleh karenanya, Tedros mengatakan semua negara tidak ada katalain saat ini sudah harus mulai berinvestasi dalam kapasitas kesiapsiagaan untuk mencegah, mendeteksi dan mengurangi segala jenis keadaan darurat, dan menyerukan penyediaan perawatan kesehatan primer yang lebih kuat.
Kepala badan kesehatan PBB mengatakan bahwa dengan investasi dalam kesehatan masyarakat, "kita dapat memastikan bahwa anak-anak kita dan anak-anak mereka mewarisi dunia yang lebih aman, lebih tangguh, dan lebih berkelanjutan."
Baca Juga: Cara Menyembuhkan Ruam Kulit Karena Infeksi Virus Corona, Ini Tips Dari Dokter Spesialis
Karenanya, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) telah menyetujui resolusi yang menyatakan 27 Desember sebagai Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional untuk tetap menyoroti kebutuhan global untuk memperkuat langkah-langkah global untuk mencegah pandemi seperti Covid-19.
Baca Juga: Siapkan Suplemen Air Rebusan Pisang dan Madu untuk Malam Tahun Baru, Ini Manfaatnya
Resolusi yang diadopsi Senin (21/12/2020) oleh konsensus dari 193 anggota badan dunia itu mengungkapkan, "keprihatinan besar pada dampak yang menghancurkan dari penyakit menular utama dan epidemi, seperti yang dicontohkan oleh pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang sedang berlangsung, pada kehidupan manusia."
Epidemi mendatangkan malapetaka “pada pembangunan sosial dan ekonomi jangka panjang” dan menciptakan krisis kesehatan yang “mengancam untuk membanjiri sistem kesehatan yang sudah terlampaui, mengganggu rantai pasokan global dan menyebabkan kehancuran yang tidak proporsional terhadap mata pencaharian orang ... dan ekonomi yang termiskin dan negara yang paling rentan,"kata resolusi itu.
Baca Juga: Bandara Soetta Sediakan Layanan Rapid Test Antigen Sebagai Syarat Penerbangan, Ini Kisaran Tarifnya
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | The Daily Sabah,scmp.com,BBC,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar