GridHEALTH.ID -Pada pemberitaan beberapa waktu lalu yang telah di publish GridHEALTH.ID, diberitakan WHO menerjunkan sejumlah ilmuan dari berbagai disiplin ilmu untuk mencari dan mengkaji asal usul virus corona penyebab Covid-19 yang saat ini mengungkung dunia.
Baca Juga: Tegas, Warga yang Beraktivitas Tak Pakai Masker di Bekasi Bakal Didenda Hingga Rp 50 Juta
Ilmuan sebagai duta dari WHO itu langsung diterjunkan ke Provinsi Wuhan, China, tempat asal muasal wabah pertama kali virus corona baru di dunia.
Memang saat ini tim ilmuan yang dikirim WHO itu belum berangkat, karena saat ini sedang melakukan sejumlah persiapan.
Jadwalnya tim ilmuan dari WHO tersebut akan tiba di Wuhan, China, pada minggu pertama Januari 2021.
Baca Juga: Sakit yang Diderita Imel Putri, Sampai Dirinya Takut Mati di Ruang Operasi dan Dapatkan Keajaiban
Investigasi ilmiah ini penting bagi WHo dan dunia.
Sebab hingga saat ini, seperti diberitakan mirror.co.uk (16/12/2020), asal usul virus corona baru yang menyebabkan penyakit Covid-19 belum jelas.
Padahal diketahuinya asal usul juga asal muasal virus corona ini penting bagi para ilmuan untuk melakukan pencegahan, mengatasi, juga memprediksi kemungkinan adanya wabah penytakit lain di dunia kemudian hari.
Apalagi kita tahu, wabah penyakit seperti saat ini, sebelumnya sudah pernah terjadi yang terkenal dengan flu Spanyol pada 1918.
Baca Juga: GeNose, Alat Pendeteksi Virus Corona Buatan UGM yang Hasilnya Bisa Keluar Dalam 2 Menit
Pengiriman ilmuan dari multi disiplin ilmu ini merupakan kabar gembira dan didukung penuh oleh negara-negara di dunia.
Amerika Serikat sendiri, sebagai negara donatur terbesar WHO, menegaskan penyelidikan yang dipimpin WHO yang "transparan" dan mengkritik persyaratannya, yang memungkinkan ilmuwan China melakukan tahap pertama penelitian pendahuluan.
Tapi beberapa negara Barat telah menyuarakan keprihatinan atas keterlambatan pengiriman ahli internasional.
Seorang diplomat senior Barat, melansir Intisari-online.com (25 Desember 2020), mengeluhkan kurangnya transparansi.
Sementara para ahli tidak berada di lapangan untuk berbicara dengan dokter dan peneliti atau memeriksa sampel laboratorium.
Baca Juga: WNA Mulai Dilarang Masuk Indonesia, Penyebabnya Ada Varian Baru Virus Corona
Tetapi seorang diplomat Barat lainnya mengatakan bahwa misi tersebut berada pada "pijakan yang baik",WHO harus menerima persyaratan China untuk mengamankan akses.
Walau banyak yang ragu akan dukungan China dengan sikap WHO yang akan melakukan penyelidikan langsung ke Wuhan untuk mencari asal muasal virus corona, seorang ilmuwan dari Wuhan malah "menyambut segala bentuk kunjungan" WHO.
Melansir express.co.uk (24/12/2020), Profesor Shi Zhengli, dari Institut Virologi Wuhan (WIV), mengatakan dia secara pribadi akan "menyambut" penyelidikan dari WHO, yang akan berlangsung di Wuhan pada Januari.
Baca Juga: Pasien Cuci Darah Bisa Pergi Liburan dengan Melakukan Hal-hal Ini
Padahal Profesor itu, bersama dengan pemerintah China, sebelumnya pernah marah dan menolak anggapan bahwa pandemi dimulai setelah sampel virus bocor dari laboratorium.
Untuk diketahui, kunjungan WHO ke Wuhan sendiri diperkirakan tidak akan menyelidiki teori bahwa COVID-19 dimulai dari kebocoran WIV.
Baca Juga: 4 Cara Atasi Perut Kencang saat Hamil Muda agar Tak Jadi Masalah kehamilan Serius
Padahal Prof Shi saat diwawancarai BBC pernah mengatakan dia telah berkomunikasi dengan ahli WHO "dua kali", dan menjelaskan bahwa dirinya ingin tim ahli dari WHO mengunjungi WIV.
Saat ditanya oleh Jurnalis BBC, apakah dibolehkan penyelidikan formal menggunakan data dan catatan WIV, Prof. Shi kembali mengatakan akan menyambut WHO.
Baca Juga: Cegah Gangguan Metabolik, Ini Cara Efektif Kurangi Kebiasaan Konsumsi Garam Berlebih
“Saya secara pribadi akan menyambut segala bentuk kunjungan, berdasarkan dialog yang terbuka, transparan, terpercaya, dapat diandalkan dan masuk akal," katanya.
Tapi rencana spesifiknya tidak saya putuskan," imbuhnya.
Tim ahli dari WHO sendiri rencananya berjumlah 12 hingga 15 ahli dari berbagai negara.
Di Wuhan, rencananya akan memeriksa bukti, termasuk sampel yang dikumpulkan oleh peneliti China dan membangun studi awal.
Baca Juga: Carbo Addict, Penyebab Angka Penyandang Diabetes Terus Naik
Thea Fischer dari Denmark, salah satu ilmuan tim ahli yang akan dikirim WHO mengatakan kepada Reuters, bahwa kru akan dikarantina selama dua minggu setelah tiba di China, sebelum melakukan penyelidikan selama empat minggu.
Tetapi istilah penyelidikan WHO tidak menyebutkan teori bahwa pandemi dimulai setelah sampel virus bocor dari laboratorium WIV.
Peter Daszak, ahli zoologi Inggris dan anggota penyelidikan, telah menghapus teori asal laboratorium sebagai "teori konspirasi".
Dia berkata kepada BBC: “Saya belum melihat bukti sama sekali tentang kebocoran laboratorium atau keterlibatan laboratorium dalam wabah ini.
"Saya telah melihat bukti substansial bahwa ini adalah fenomena yang terjadi secara alami yang didorong oleh perambahan manusia ke habitat satwa liar, yang jelas terlihat di seluruh Asia Tenggara."
Namun, Daszak menolak untuk mengesampingkan kemungkinan tersebut, dan menambahkan: "WHO menegosiasikan kerangka acuan, dan mereka mengatakan kami akan mengikuti bukti, dan itulah yang harus kami lakukan."(*)
Baca Juga: Prediksi Bill Gates di Penghujung 2020 Mengenai Akhir Pandemi Covid-19
View this post on Instagram
#berantasstunting
#gadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Express.co.uk,intisari,GridHealth.ID,mirror.co.uk |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar