Berdasarkan laman resmi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sering berganti pasangan seksual dapat menyebabkan seseorang rentan terpapar HIV, hepatitis B, dan hepatitis C.
"Oleh karena itu, saat kita berhubungan seks dengan seseorang yang bukan istri kita maka kita sudah berisiko untuk mengalami penyakit infeksi yang berbahaya dan mematikan," ujar dr. Ari Fahrial Syam, akademisi dan praktisi klinis.
Fase tanpa keluhan penderita infeksi virus ini dapat berlangsung selama 5-10 tahun sampai mereka mempunyai gejala.
Baca Juga: Peringatan Ledakan Kasus Covid-19 Indonesia di Awal 2021, Ahli Epidemiologi; 'Ada Potensi'
"Sering saya mendapatkan pasien yang mengalami HIV AIDS saat ini dan menduga tertular pada saat 5 atau 10 tahun yang lalu, karena mereka menyampaikan setelah menikah 5 tahun belakangan ini," paparnya.
Sementara itu, dilansir dari The Sun, wanita yang sering gonta-ganti pasangan (lebih dari 10 pasangan seksual) disebut berpeluang besar mengalami infeksi radang panggul.
Infeksi radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID), yaitu infeksi yang menyerang tuba fallopi, rahim, leher rahim, atau panggul.
Source | : | Kompas.com,The Sun,IDI Online |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar