GridHEALTH.id - Kutu rambut menjadi masalah kesehatan yang bisa dialami siapa saja, baik itu orang dewasa maupun anak-anak.
Diketahui ketika seseorang dihinggapi kutu rambut, maka ia akan merasa memicu muncul rasa gatal yang sangat luar biasa di area kepala.
Hal ini dikarenakan kutu rambut menghisap darah dari kulit kepala, kemudian meninggalkan liur dan juga kotoran yang bisa masuk ke dalam kulit dan memicu rasa gatal.
Kondisi ini tentunya sangat menyiksa diri, apalagi jika kutu rambut dialami oleh anak-anak.
Tentunya sebagai orangtua yang baik, kita harus mengetahui cara mengatasi kutu rambut jika anak mengalaminya.
Baca Juga: 6 Tanda Ketika Memiliki Kutu Rambut, Di antaranya Sering Garuk Kepala
Dirangkum dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kutu rambut disebabkan oleh Pediculus humanus var capitis atau parasit yang harus menghisap darah manusia untuk mempertahankan hidup.
Penularannya pun bisa cepat lantaran berbagai faktor, seperti lingkungan hidup yang tidak bersih.
Misalnya, jarang mencuci rambut atau rambut yang sangat panjang sehingga relatif sulit dibersihkan.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Akan Dilakukan 14 Januari 2021, Bagaimana Izin Edar dari BPOM?
Cara yang paling mudah untuk mengetahui kutu rambut yakni dengan mencari kutu atau telur terutama di area kepala bagian belakang dan area pelipis. Telur berwarna abu-abu dan berkilat.
Gejala awal adanya kutu rambut pada anak biasanya ditandai dengan rasa gatal pada area kepala mereka.
Kondisi ini tentu harus diwaspadai, jika rasa gatal tidak tertahan dan anak terus menggaruk kepala, maka dapat menyebabkan kelainan kulit berupa luka lecet pada kulit kepala.
Baca Juga: Awal Januari 2021, Gedung DPRD DKI Jakarta Dilockdown, Ternyata Ada 15 Orang Positif Covid-19
Luka tersebut mudah terjadi infeksi karena masuknya kuman ke dalam kulit. Tanda terjadi infeksi bila disertai nanah dan keropeng adalah berwarna kehijauan.
Bila infeksinya berat, rambut akan bergumpal disebabkan karena banyaknya nanah dan keropeng yang disebut plikapelonika, yang dapat disertai bau busuk.
Cara mengobati kutu rambut pada anak bisa dengan menggunakan obat kutu untuk membunuh kutu dan telur.
Baca Juga: Pesan Bagi Penyandang Diabetes, Jumlah Jam Tidur Pengaruhi Naik-Turunnya Kadar Gula Darah
Di Indonesia, obat kutu yang tersedia terdiri atas lotion yang mengandung permetrin 1%,malathion 0,5%, gameksan 1%, atau benzyl benzoate 25%. Penggunaan obat diawali dengan keramas hingga rambut bersih, rambut dikeringkan hingga setengah kering.
Lalu, oleskan losion, diamkan selama 12 jam menggunakan penutup, seperti shower cap atau handuk. Kemudian, dicuci kembali dan disisir serit (sisir halus rapat) agar semua kutu dan telur terlepas.
Sebaiknya, pengobatan diulang 7 atau 9 hari setelah pemberian obat yang pertama. Penggunaan obat tersebut diharuskan menggunakan resep dari dokter untuk pemilihan obat yang tepat dan mengawasi ada efek samping atau tidak.
Efek samping terdiri atas iritasi, gatal, bengkak, hingga gangguan sistem saraf. Selain itu, penggunaan obat juga berbeda tergantung umur pasien. Bayi berumur dibawah 6 bulan mempunyai tata laksana khusus.
Baca Juga: 10 Khasiat Menakjubkan Buah Pisang Jika Dikonsumsi Ibu Hamil
Bila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, infeksi bakteri diobati terlebih dahulu dengan antibiotik. Setelah infeksi bakteri sembuh, dilanjutkan dengan pilihan pengobatan kutu rambut.
Kutu rambut mudah menginfeksi dari satu individu ke individu lain melalui kontak langsung dari pakaian, topi, seprai, handuk, sisir, atau rambut individu yang terinfeksi.
Sehingga, semua individu yang tinggal satu rumah dengan anak yang terjangkit kutu rambut harus diperiksa, apakah ada kutu untuk memutus rantai infeksi.
Pencegahan infeksi kutu adalah dengan menjaga kebersihan kulit kepala dan rambut, dengan cuci rambut minimal sekali dalam dua hari dan tidak menggunakan sisir, topi, atau handuk bersamaan dengan orang lain.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | IDAI,Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar