Dikutip dari Kompas.com, Kasudinkes Jakarta Utara Yudi Dimyati mengatakan efek awal yang terasa akibat penyalahgunaan obat ini adalah kehilangan produktivitas.
"Bawaannya lemes, pengen tidur aja, tidak ada gairah," kata Yudi, Jumat (21/2/2020).
Tak sampai di situ, obat anti depresan ini memiliki efek jangka panjang jika terus menerus dikonsumsi sembarangan.
"Efek jangka panjangnya itu gangguan pada liver, gangguan pada otak, pasti akan terganggu, bagi yang sehat," ucap Yudi.
Normalnya, obat-obatan ini digunakan pada pasien gangguan kejiwaan. Pertama-tama mereka akan mengonsumsi obat penenang sesuai saran dokter.
"Nah ini untuk melemaskan otot-ototnya. Ini yang disalahgunakan oleh sebagian orang untuk melemaskan otot, jadi orangnya sekali capek tidur, lemes badannya, menghilangkan sakit kepala, padahal dia bukan penderita gangguan jiwa," ujar Yudi.(*)
Baca Juga: Universitas Trisakti Perlihatkan Hasil Tes Covid-19 Menggunakan GeNose, Ini Hasilnya
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,TribunJabar.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar