1. Vaksin dibuat dari virus yang dinonaktifkan
Melansir dari New York Times, proses pembuatan vaksin Sinovac, awalnya para peneliti mengambil sampel virus corona dari pasien di China, Inggris, Italia, Spanyol, dan Swiss.
Peneliti memutuskan mengambil satu sampel dari China untuk menjadi dasar pembuatan vaksin.
Sampel virus yang diambil kemudian dinonaktifkan dengan bahan kimia yang disebut beta-propiolakton.
Virus yang tidak aktif tersebut dicampurkan dengan sedikit adjuvan, yakni senyawa berbasis aluminium yang disebut merangsang sistem kekebalan untuk meningkatkan responsnya terhadap vaksin.
Baca Juga: Catat, Inilah Jadwal Masyarakat Umum Bisa Mendapatkan Vaksin Covid-19
Virus yang telah dinonaktifkan tidak membuat seseorang terjangkit penyakit yang menjadi identitas virus tersebut.
Sehingga meskipun berasal dari virus corona, vaksin tidak mengakibatkan orang yang disuntik terpapar Covid-19.
Virus nonaktif yang disuntikkan ke tubuh, akan memicu dan menciptakan kekebalan tubuh baru atau antibodi.
2. Mendorong respons kekebalan tubuh
Virus corona di CoronaVac yang sudah dinonaktifkan, bisa disuntikkan ke tubuh tanpa menyebabkan Covid-19.
Begitu masuk ke dalam tubuh, beberapa virus yang tidak aktif ditelan oleh sejenis sel kekebalan yang disebut sel pembawa antigen.
Baca Juga: Kabar Duka di Hari Pertama Vaksinasi, Kasus Covid-19 Kembali Pecah Rekor Tembus 11 Ribu
Source | : | Kompas.com,Gridhealth.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar