Hal ini merujuk kepada pelacakan (tracing) dan pemeriksan (testing) di Indonesia yang masih rendah.
Apabila tracing dan testing di Indonesia bisa lebih ditingkatkan, idealnya saat ini penambahan kasus harian di Indonesia berada di kisaran 30.000-40.000 kasus.
"Kalau tidak ketemu (kasus positif) ya bahaya. Berarti kita loloskan banyak kasus infeksi Covid-19 dan inilah yang akhirnya menyebar," ujar Dicky ketika dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (8/1/2021).
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Bisa Menimbulkan Efek Samping, Ini Cara Ampuh Mengatasinya
"Dan puncaknya belum bisa kita tebak. Belum tentu di Januari ini ya. Sebab angka maksimalnya (testing) belum ketemu. Inilah yang menumpuk-numpuk," kata Dicky.
Dicky mewanti-wanti agar masyarakat tidak kaget jika menemukan penambahan kasus harian yang mencapai lebih dari 30 ribu.
"Jadi 11 ribu itu sudah saya bilang dari tahun kemarin, jadi jangan kaget kalau ketemu 10 ribu, bahkan 20 ribu atau 30 ribu, tidak usah kaget," ungkapnya.
Sejalan dengan Dicky, epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani menyebut kasus penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia belum mencapai puncak gelombang pertama.
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar