Namun, para peneliti menunjukkan bahwa alih-alih memproduksi antibodi sepanjang waktu, sistem kekebalan menciptakan sel B memori yang mengenali virus corona, dan dengan cepat melepaskan babak baru antibodi saat mereka bertemu untuk kedua kalinya.
Lihat postingan ini di Instagram
Karena virus corona baru bereplikasi di sel-sel paru-paru, tenggorokan bagian atas, dan usus kecil, mereka menduga bahwa sisa partikel virus yang bersembunyi di dalam jaringan ini dapat mendorong evolusi sel B memori.
Dalam studi saat ini, para ilmuwan mempelajari tanggapan antibodi dari 87 orang pada dua titik waktu, satu bulan setelah infeksi, dan kemudian lagi enam bulan kemudian.
Meskipun antibodi masih dapat dideteksi pada titik enam bulan, jumlahnya telah menurun secara nyata, dengan eksperimen laboratorium mengungkapkan bahwa kemampuan sampel plasma peserta untuk menetralkan virus berkurang lima kali lipat.
Baca Juga: Hati-hati, Kurang Air Minum Bisa Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis
Baca Juga: Perut Kembung Akibat Banyak Gas Atasi Dengan Ramuan Jahe dan Kunyit
Sebaliknya, para peneliti menemukan bahwa sel B memori pasien, khususnya yang memproduksi antibodi melawan virus corona, tidak menurun jumlahnya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Nature,Medical News Today |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar