Dijelaskan, dalam penelitiannya ada dua kelompok pasien, satu kelompon pasien kritis yang hanya mendapatkan perawatan sesuai standar sedangkan kelompok lain selain mendapatkan perawatan sesuai standar juga diberikan terapi stem cell.
Pembawa acara pun bertanya, bagaimana hasil sementara uji klinis atau penelitian yang Prof. Ismail dan timnya lakukan terkait stem cell untuk bantu sembuhkan pasien Covid-19 yang kritis.
Prof. Ismail hasil sementaranya, pasien yang kritis bisa melepas alat bantu pernapasannya usai diberi terapi stem cell.
Baca Juga: 3 Petunjuk Dalam Darah Pasien Virus Corona Bisa Memprediksi Risiko Kematian Hingga 10 Hari Kedepan
"Hasil sementara kami, kebetulan sudah ada dua pasien yang diimplantasi. Sebelumnya pasiennya kritis terintubasi, pasiennya dalam keadaan tidak sadar.
Pada pasien pertama itu hari ke delapan, sedangkan pasien kedua itu hari ke tiga, pasiennya bangun dan bisa dilepas ventilator mekaniknya, atau bisa napas spontan (usai diberi stem cell)," ungkap Prof. Ismail.
Lebih lanjut, kini kedua pasien tersebut juga kembali ke ruang perawatan biasa setelah sebelumnya dirawat di ICU.
Prof. Islamil menjelaskan bahwa penelitian atau uji klinisnya diusahakan diselesaikan dalam waktu tiga bulan.
"Kita estimasikan tiga bulan ini bisa diselesaikan. Dengan harapan pasien yang kritis terekrut," jelas Prof. Ismail.(*)
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Membuat Perjuangan Penyintas Kanker Lebih Berat, Hidup dengan Imunitas Rendah
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Nakita.ID,yourgenome.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar