Untuk menghadapi varian virus corona yang semakin beragam, Inggris pada hari Rabu (10/02/2021) melakukan uji coba untuk menilai reaksi kekebalan yang dihasilkan jika dosis vaksin dari Pfizer dan AstraZeneca digabungkan dalam jadwal dua suntikan.
Data awal tentang tanggapan kekebalan diharapkan dihasilkan sekitar bulan Juni 2021. Percobaan ini akan memeriksa respona imun dari dosis awal vaksin Pfizer yang diikuti oleh booster AstraZeneca, begitu pula sebaliknya, dengan interval empat dan 12 minggu.
Uji coba ini akan menjadi yang pertama dari jenisnya yang menggabungkan suntikan mRNA - yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNtech - dan vaksin vektor virus adenovirus dari jenis yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca.
Suntikan AstraZeneca secara terpisah sedang diujicobakan dalam kombinasi dengan vaksin vektor virus lain, Sputnik V Rusia
Para peneliti Inggris di balik uji coba tersebut mengatakan data tentang memvaksinasi orang dengan dua jenis vaksin yang berbeda dapat membantu untuk memahami apakah suntikan dapat diluncurkan dengan lebih fleksibel di seluruh dunia, dan bahkan mungkin meningkatkan tanggapan kekebalan.
Matthew Snape, ahli vaksinasi Oxford yang memimpin uji coba, mengatakan pencampuran suntikan yang berbeda telah terbukti efektif dalam jadwal vaksin Ebola, dan meskipun uji coba baru menggunakan teknologi vaksin campuran, itu juga bisa berhasil.
Baca Juga: 5 Hal yang Bakal Terjadi Pada Tubuh Saat Berhenti Makan Daging
Baca Juga: Tips dan Trik Berdandan Cepat, Dijamin Segera Cantik dan Glowing
"Pada akhirnya, semuanya bermuara pada target yang sama, sel yang membuat protein lonjakan meningkat untuk bisa melindungi manusia, hanya menggunakan platform berbeda," katanya kepada The Telegraph (10/02/2021).
Source | : | British Medical Journal,Sky News,Agence France Presse,The Telegraph |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar