GridHEALTH.id - Pemilik rumah duka Brian Simmons lebih sering mengunjungi rumah untuk mengambil jenazah untuk dikremasi dan dibalsem sejak pandemi Covid-19 melanda Amerika Serikat.
Di tengah deraan Covid-19 yang menghancurkan di Missouri, dua orang awaknya secara teratur tiba di rumah-rumah di daerah Springfield dan mengeluarkan mayat orang-orang yang memutuskan untuk meninggal di rumah daripada menghabiskan hari-hari terakhir mereka di panti jompo atau rumah sakit di mana kunjungan keluarga dilarang selama pandemi.
Dia sangat memahami mengapa orang memilih untuk mati di rumah. Putrinya sendiri yang berusia 49 tahun meninggal karena virus corona sebelum Natal di rumah sakit Springfield, di mana keluarganya hanya mendapat up-date lewat telepon saat kondisinya memburuk.
"Kami terpisah secara tragis. Putri saya berangkat segar-bugar. Lalu hari demi hari kami melihatnya melalui kaca, sampai saatnya mereka memasang ventilator, lalu kami tidak pernah melihatnya lagi sampai dia meninggal.”
Di seluruh negeri, pasien yang sakit parah, baik dengan Covid-19 dan penyakit lainnya, membuat keputusan serupa dan meninggal di rumah daripada menghadapi skenario mengerikan seperti mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang dicintai dari balik kaca atau selama panggilan video.
Baca Juga: Menteri Singapura: 'Pandemi Covid-19 Baru Berakhir 5 Tahun Lagi'
Baca Juga: AS Kembali Bergabung dengan WHO, Dukung Upaya Global Atasi Covid-19
“Apa yang kami lihat dengan Covid-19 pasti pasien ingin tinggal di rumah,” kata Judi Lund Person, wakil presiden kepatuhan peraturan di National Hospice and Palliative Care Organization. “Mereka tidak ingin pergi ke rumah sakit. Mereka tidak ingin pergi ke panti jompo."
Source | : | Associated Press |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar