Ketika infeksi Covid-19 berkembang, mereka mengatakan partikel virus semakin kecil, mencapai ukuran satu mikron pada puncak infeksi.
Lihat postingan ini di Instagram
"Partikel-partikel kecil ini," kata para peneliti, "lebih mungkin dikeluarkan saat orang bernapas, berbicara atau batuk dan juga dapat bertahan lebih lama, berjalan lebih jauh di udara dan menembus lebih dalam ke paru-paru saat dihirup."
Mereka mengatakan peningkatan aerosol yang diembuskan terjadi bahkan di antara mereka yang memiliki kasus Covid-19 tanpa gejala.
“Kami telah melihat peningkatan serupa dalam tetesan selama tahap infeksi akut dengan penyakit menular lain seperti tuberkulosis,” kata Chad Roy, salah satu penulis studi dari Tulane National Primate Research Center di AS.
“Tampaknya infeksi virus dan bakteri pada saluran napas dapat melemahkan lendir saluran napas, yang mendorong pergerakan partikel infeksi ke lingkungan ini,” kata Roy.
Sementara temuan menunjukkan bahwa orang muda dan sehat cenderung menghasilkan tetesan yang jauh lebih sedikit daripada yang lebih tua dan kurang sehat, para peneliti memperingatkan bahwa setiap individu, ketika terinfeksi virus corona, mungkin berisiko menghasilkan tetesan pernapasan dalam jumlah besar.
Mereka mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan faktor lain yang mungkin mempengaruhi jumlah partikel virus yang dapat menyebar oleh orang yang terinfeksi.
Baca Juga: Makan Ini Sebelum Olahraga Membantu Membakar Kalori Lebih Banyak
Baca Juga: 6 Jenis Makanan Alami Ampuh Menghilangkan Kram Otot dengan Cepat
“Memahami sumber dan variasi pembentukan tetesan pernapasan, dan mengendalikannya melalui stabilisasi permukaan lendir lapisan saluran napas, dapat mengarah pada pendekatan yang efektif untuk mengurangi infeksi dan penularan Covid-19,” tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Medical News Today,The Guardian |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar