Dilansir dari Kompas.com, kandidat vaksin Covid-19 yang diumumkan FDA tersebut diketahui merupakan vaksin produksi Johnson & Johnson.
Dalam dokumen briefing terhadap data yang diserahkan oleh Janssen, FDA menyimpulkan bahwa vaksin Johnson and Johnson yang Janssen Ad26.COV2.S ini hanya memerlukan satu dosis injeksi intramuskular (0,5 mililiter) saja untuk membangun imunitas tubuh.
Meski demikian, bukan berarti perlindungan terbentuk secara instan.
Perlindungan terhadap infeksi Covid-19 gejala sedang dan ringan dimulai sekitar dua minggu setelah divaksin, dan meningkat hingga 72 % dalam waktu satu bulan.
Setidaknya 14 hari sejak divaksin, vaksin ini ditemukan memiliki "manfaat yang diketahui" dalam mengurangi risiko infeksi penyakit Covid-19 yang bergejala dan risiko infeksi Covid-19 dengan gejala berat.
Uji coba vaksin corona Johnson and Johnson yang dilakukan di Amerika Serikat, Afrika Selatan dan Brasil bahkan menemukan bahwa vaksin ini 85 % efektif melawan infeksi Covid-19 bergejala berat, meskipun turun menjadi 66 % efektif jika infeksi Covid-19 bergejala sedang juga diperhitungkan.
Akan tetapi, perlindungan keseluruhan lebih rendah di Afrika Selatan dan Brasil, di mana di kedua negara ini varian baru virus corona menjadi semakin dominan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar