Selain memperkenalkan air kemasan dalam botol berbahan 100 % daur ulang pada 2019 yang sudah dijual di beberapa tempat seperti Bali dan Jakarta.
Karyanto mengatakan kemasan botol plastik lainnya rata-rata mengandung 25 % bahan daur ulang.
Berkaca dari produk air minum dalam botol 100 persen daur ulang, pihaknya meyakini kemasan plastik dari daur ulang ternyata memang memungkinkan dan bisa dipasarkan.
Baca Juga: SNI dan Logo Tara Jaminan Pemerintah untuk Keamanan AMDK Galon Guna Ulang
Kendati demikian, keinginan untuk langsung beralih sepenuhnya membuat botol plastik dari hasil plastik daur ulang tidak bisa serta merta terwujud.
Butuh proses bertahap, karena harus dipastikan betul-betul semua standard terpenuhi agar aman untuk konsumen.
Selain itu, kapasitas produksi untuk botol kemasan daur ulang juga terbatas.
Investasi dalam industri daur ulang food grade memakan biaya besar sehingga butuh kolaborasi dengan pihak lain agar proses semakin lancar.
"Ada peluang produk ini bisa dikembangkan lebih lanjut sambil di saat bersamaan mengedukasi konsumen mengapa harus memakai produk seperti ini (daur ulang)," imbuhnya.(*)
Baca Juga: Pilih-pilih Air Minum Kemasan Galon, Antara Pandemi, Kesehatan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | ANTARA,mongabay.co.id,Gridhealth.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar