Diketahui China memperkenalkan tes usap dubur pada bulan awal Januari lalu.
Li Tongzeng, seorang dokter penyakit pernapasan dan infeksi di Beijing mengatakan kepada media pemerintah bahwa tes anal dapat menghindari infeksi yang hilang karena jejak virus dapat dideteksi untuk waktu yang lebih lama daripada tes Covid-19 yang lebih umum digunakan di mulut dan hidung.
Namun dia menegaskan, tes tersebut hanya diperlukan untuk orang-orang tertentu seperti mereka yang menjalani karantina.
Baca Juga: Bukan Hidung dan Tenggorokan, China Gunakan Tes Swab Anal untuk Deteksi Covid-19, Akuratkah?
Beberapa kota di China menggunakan sampel yang diambil dari anus untuk mendeteksi potensi infeksi covid-19.
Hal tersebut dilakukan saat China meningkatkan skrining untuk memastikan tidak ada pembawa potensial virus corona baru yang terlewat.
Dalam tes swab anal tersebut, swab perlu dimasukkan sekitar tiga hingga lima sentimeter (1,2 hingga 2 inci) ke dalam rektum dubur dan diputar beberapa kali.
Setelah diputar dua kali, kain penyeka dilepas sebelum ditempatkan dengan aman di dalam wadah sampel. Keseluruhan prosedur memakan waktu sekitar 10 detik.(*)
Baca Juga: Sakit Kanker Usus, Henky Solaiman Pamit dari Sinetron Dunia Terbalik
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jepang Minta China Stop Tes Swab Anal Covid-19 ke Warganya, Sebut Sebabkan Rasa Sakit Psikologis
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar