GridHEALTH.id - Kabar mengejutkan sekaligus menggembirakan datang dari pengidap HIV (human immunodeficiency virus) di Inggris.
Dimana Adam Castillejo (40), pria pengidap HIV asal Inggris dikabarkan berhasil sebuh dari penyakitnya.
Kabar baiknya Castillejo berhasil pulih setelah berhenti menjalani terapi antiretroviral yang sebenarnya wajib ia lakukan.
Baca Juga: Rekaya Genetika Ekstrim China pada Manusia untuk Kekuatan Militernya
Alhasil saat ini ia ditetapkan sebagai orang kedua di dunia yang berhasil sembuh dari penyakit HIV
Dilansir dari The Independent (11/3/2021), Castillejo dinyatakan bebas dari virus HIV 30 bulan setelah berhenti terapi antiretroviral.
Diketahui terapi antiretroviral sendiri merupakan terapi satu-satunya yang bisa membuat sistem imun pengidap HIV tetap baik.
Dikutip dari spiritia.or.id, terapi antiretroviral dilakukan dengan pemberian obat khusus pada pengidap HIV.
Karena HIV adalah retrovirus, obat ini biasa disebut sebagai obat antiretroviral (ARV).
ARV tidak membunuh virus itu. Namun, ARV dapat melambatkan pertumbuhan virus.
Waktu pertumbuhan virus juga dilambatkan, begitu juga penyakit HIV.
Sementara itu, terkait sembuhnya Castillejo dari HIV dilaporkan bahwa ia rupanya menjalani perawatan sel induk.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, perawatan sel induk yang biasa digunakan untuk terapi penderita kanker ternyata sebelumnya pernah juga menyembuhkan pasien HIV.
Sebelum Adam Castillejo, diketahui orang pertama yang sembuh dari HIV adalah Timothy Brown pada 2011, yang dikenal sebagai "pasien Berlin".
Ia mendapat pengobatan serupa dengan Castillejo, dan dinyatakan bebas HIV setelah 3,5 tahun.
Menurut para ilmuwan, transplantasi sel induk tampaknya menghentikan kemampuan virus mereplikasi dirinya sendiri di dalam tubuh manusia.
Tes yang dilakukan kepada Adam Castillejo menunjukkan 99 % sel kekebalannya telah digantikan oleh sel donor.
Peneliti utama Profesor Ravindra Kumar Gupta dari Universias Cambridge mengatakan ke BBC, "Ini mewakili penyembuhan HIV dengan hampir pasti."
Baca Juga: 2 ODHA di Jawa Barat Dikabarkan Meninggal Dunia Usai Terpapar Covid-19 Selama Pandemi
"Kami sekarang memiliki 2,5 tahun dengan remisi bebas anti-retroviral."
"Temuan kami menunjukkan bahwa keberhasilan transplantasi sel induk sebagai obat HIV, yang pertama kali dilaporkan sembilan tahun lalu pada pasien Berlin, dapat direplikasi," terangnya.
Namun, pengobatan sel induk ini berisiko tinggi karena bersifat agresif, dan lebih digunakan untuk mengobati kanker, bukan HIV-nya.
Obat HIV yang ada sekarang diklaim masih efektif dan memungkinkan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) hidup lama dan sehat.
Prof Gupta melanjutkan, pengobatan ini hanya digunakan sebagai upaya terakhir untuk pasien HIV yang juga memiliki keganasan hematologis yang mengancam nyawa.
"Oleh karena itu, ini bukan pengobatan yang akan ditawarkan secara luas kepada pasien dengan HIV yang berhasil memakai pengobatan anti-retroviral."
Baca Juga: Teganya Seorang Istri Tulari HIV/AIDS Pada Suaminya yang Baru Menikahinya, Sayang itu Harus Jujur
Meski sudah sembuh, sisa-sisa virus HIV tetap masih ada di tubuh Castillejo, maupun Brown yang Oktober tahun lalu meninggal karena kanker.
Castillejo menuturkan ke New York Times, "Ini posisi yang unik."
"Saya ingin menjadi duta harapan. Saya tidak mau orang-orang berpikir, 'Oh saya yang terpilih'."
"Tidak, itu terjadi begitu saja. Saya berada di tempat yang tepat, mungkin pada saat yang tepat, ketika itu terjadi."(*)
Baca Juga: Peserta Pesta Gay di Apartemen Kuningan Rela Tinggalka Istri Sah Tulen, Demi Cinta Semalam Sejenis
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Spiritia.or.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar