Para peneliti menemukan bahwa wanita yang mengalami peristiwa besar kehidupan negatif atau paparan stres psikologis dua kali lebih mungkin mengalami keguguran dini.
Tinjauan tersebut juga menyebutkan bahwa penyedia layanan kesehatan cenderung meremehkan risiko stres yang dapat ditimbulkan dalam kehamilan.
Mungkin hal tersebut diungkapkan untuk meyakinkan wanita hamil dan tidak menyebabkan lebih banyak stres.
Baca Juga: Senam Pelvic Pria, Atasi Stres Hingga Bikin Hubungan Intim Makin Mesra
Ingatlah bahwa kemungkinan keguguran setelah 6 minggu (yang merupakan waktu kebanyakan wanita memastikan kehamilan) cukup kecil.
Kelahiran prematur dan angka kelahiran rendah
Studi kecil lainnya menghubungkan stres dengan kelahiran prematur (persalinan sebelum 37 minggu kehamilan).
Bayi prematur lebih cenderung mengalami keterlambatan perkembangan dan gangguan belajar. Sebagai orang dewasa, mereka cenderung memiliki masalah kesehatan kronis, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Yang juga berkorelasi adalah berat badan lahir rendah (beratnya kurang dari 5 1/2 pon). Di sisi lain, bayi prematur lahir setiap hari, dan sebagian besar berhasil dengan baik.
Poin utamanya adalah untuk menghindari penambahan faktor risiko (seperti stres) ke kehamilan jika kita bisa (atau mencari pengobatan), karena semakin sedikit faktor risiko, semakin baik hasilnya.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | healthline.com,pregnancybirthbaby.org.au |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar