Stres bisa berasal dari kehamilan yang tidak direncanakan, atau hamil setelah pengalaman negatif sebelumnya dengan kehamilan, kelahiran atau keibuan, seperti keguguran atau kematian bayi.
Hal ini bisa membuat stres saat menunggu hasil tes antenatal, dan berurusan dengan perubahan fisik kehamilan atau kehamilan yang rumit.
Kita mungkin telah memperhatikan bahwa stres dapat muncul di tubuh dengan tanda tanda seperti sakit kepala, sulit tidur, atau makan berlebihan. Hati-hati, hal tersebut bisa mempengaruhi bayi kita juga.
Baca Juga: Satu Tahun Menikah dan Rutin Melakukan Hubungan Intim Tapi Tak Kunjung Hamil, Ini Penyebabnya
Dilansir dari healthline.com dalam artikel 'Stress and Its Effect on Your Baby Before and After Birth' (26/08/19), ini lah beberapa risiko bagi bayi dan kehamilan jika kita mengalam stres.
Preeklamsia
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang mempengaruhi tekanan darah dan organ. Hal ini dapat menyebabkan kelahiran bayi lebih awal.
Penelitian menunjukkan bahwa jika kita sudah memiliki tekanan darah tinggi, ibu hamil berisiko lebih besar terkena preeklamsia selama kehamilan.
Ini adalah kesalahpahaman umum bahwa stres kronis dapat menyebabkan hipertensi jangka panjang. Stres dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah jangka pendek.
Lebih lanjut, tidak semua orang dengan hipertensi kronis mengalami preeklamsia.
Keguguran
Sebuah tinjauan studi tahun 2017 menghubungkan stres prenatal dengan peningkatan risiko keguguran.
Baca Juga: Studi : Berhenti Merokok Bikin Kebahagiaan Meningkat dan Usir Stres
Source | : | healthline.com,pregnancybirthbaby.org.au |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar