"Kalo memang pihak RS concern sama bayi akan terpapar virus, gini loh, sebelum melahirkan ibu pasti di cek kesehatannya, bahkan untuk covid pun wajib.
Tinggal bikin peraturan kalo yg menemani ibu dan bayinya cuma boleh 1 orang dan rapid juga. Dilarang ada yg nengok.
Bukannya lebih aman dan lebih mudah? Bayi bisa langsung dapet ASI dari ibunya. Ibunya juga happy bisa liat terus anaknya.
Kebijakan ko gak masuk akal sama sekali? Bingung dan emosi jujur," papar Dahlia Poland yang menumpahkan pengalaman keluarganya di Bandung, yang membuatnya jengkel bukan kepalang.
Penting juga diketahui, melansir Journal Maternity Care and Reproductive Health (ISSN2621-8992), Setyawati Vol 1, No 2 (2018) dengan judul 'THE EFFECTS OF ROOMING-IN CARE TO SUCCESSFUL BREASTFEEDING: A LITERATURE REVIEW', disebutkan dari hasil penelitian menemukan bahwa empat dari enam artikel ilmiah menunjukkan pengaruh rawat gabung terhadap keberhasilan menyusui, tetapi dua artikel menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh rawat gabung pada pemberian ASI.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penelitian tersebut antara lain karakteristik demografi responden, tenaga kesehatan, faktor keluarga, dan self-efficacy responden.
Diperlukan penelitian lebih lanjut secara khusus untuk mengetahui efektivitas program rumah sakit ramah bayi di Indonesia(*)]
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Cleveland Clinic,Journal Maternity Care and Reproductive Health |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar