GridHEALTH.id - Dari sekian banyak merek dan produsen vaksin di dunia yang sudah sering kita dengar, ternyata intinya hanya ada tiga pendekatan utama untuk merancang vaksin.
Perbedaan mereka terletak pada apakah mereka menggunakan virus atau bakteri utuh, hanya bagian dari kuman yang memicu sistem kekebalan, atau hanya materi genetik yang memberikan petunjuk untuk membuat protein tertentu dan bukan keseluruhan virus.
Baca Juga: Saat Maia Estianty Positif Covid-19 Kedua Kali, Dokter Anjurkan Konsumsi Camostat Mesylate
Jadi di dunia ini ada 4 tipe vaksin yang dibedakan dari pendekatan utama saat merancangnya.
Pendekatan Mikroba Utuh
Vaksin yang dilemahkan
Pada vaksin ini mengambil virus atau bakteri pembawa penyakit, atau yang sangat mirip dengannya, dan menonaktifkan atau membunuhnya dengan menggunakan bahan kimia.
Biasanya dibunuh dengan panas atau radiasi.
Ternyata pembuatan vaksin dengan pendekatan ini telah terbukti berhasil pada manusia.
Contohnya adalah vaksin flu dan polio dibuat.
Baca Juga: Setelah 9 Hari Tidur, Pengidap Sleeping Beauty Syndrome Ini Terbangun, Begini Kondisinya
Tapi ada kelemahannya, membuatnya diperlukan fasilitas laboratorium khusus untuk menumbuhkan virus atau bakteri secara aman.
Selain itu, waktu produksi yang relatif lama. Proses vaksinasinya membutuhkan dua atau tiga dosis untuk diberikan.
Vaksin hidup-dilemahkan
Vaksin satu ini, menggunakan versi virus yang hidup tetapi dilemahkan atau yang sangat mirip.
Contoh vaksin yang sudah ada, vaksin campak, gondok dan rubella (MMR) dan vaksin cacar air dan herpes zoster.
Pendekatan ini menggunakan teknologi yang mirip dengan vaksin yang tidak aktif dan dapat diproduksi dalam skala besar.
Baca Juga: Kenali, 7 Hormon Komponen Metabolisme Agar Pembakaran Lemak Lancar
Sayangnya vaksin Covid-19 ini tidak cocok untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Vaksin vektor virus
Untuk vaksin yang satu ini agak berbeda.
Vaksin ini menggunakan virus yang aman untuk mengirimkan sub-bagian tertentu – yang disebut protein – dari kuman yang diinginkan. sehingga dapat memicu respons kekebalan tanpa menyebabkan sakit.
Contoh vaksin ini adalah vaksin Ebola, yang merupakan vaksin vektor virus dan jenis ini dapat dikembangkan dengan cepat.
Cara membuat vaksin yang satu ini, bagian tertentu dari patogen yang diinginkan dimasukkan ke dalam virus yang aman.
Baca Juga: Bahaya Ini Mengintai Kita Saat Mengalami Keracunan Makanan Basi
Virus yang aman kemudian berfungsi sebagai platform atau vektor untuk mengirimkan protein ke dalam tubuh, yang mana protein memicu respon imun.
Pendekatan subunit
vaksin subunit adalah vaksin yang hanya menggunakan bagian yang sangat spesifik (subunit) dari virus atau bakteri yang perlu dikenali oleh sistem kekebalan manusia.
Itu tidak mengandung seluruh mikroba atau menggunakan virus yang aman sebagai vektor.
Subunit tersebut bisa berupa protein atau gula.
Sebagian besar vaksin untuk anak,mulai dari bayi hingga usia anak merupakan vaksin subunit.
Contoh vaksinnya, untuk batuk rejan, tetanus, difteri dan meningitis meningokokus.
Pendekatan genetik (vaksin asam nukleat)
Baca Juga: Cuma Rutin Jalan Kaki 1.000 Langkah Per Hari, Rasakan 10 Perubahan Menakjubkan Ini Pada Tubuh
Tidak seperti pendekatan vaksin yang menggunakan mikroba utuh yang dilemahkan atau mati atau bagian dari satu mikroba, vaksin asam nukleat hanya menggunakan bagian materi genetik yang memberikan instruksi untuk protein tertentu.
Jadi bukan keseluruhan mikroba.
Pendekatan genetik menggunakan materi genetik untuk protein yang spesifik (DNA/RNA)
DNA dan RNA adalah instruksi yang digunakan sel kita untuk membuat protein.
Dalam sel kita, DNA pertama-tama diubah menjadi RNA pembawa pesan, yang kemudian digunakan sebagai cetak biru untuk membuat protein tertentu.
Vaksin asam nukleat memberikan serangkaian instruksi khusus ke sel kita, baik sebagai DNA atau mRNA, agar mereka membuat protein spesifik yang kita ingin sistem kekebalan kita kenali dan tanggapi.
Pendekatan asam nukleat adalah cara baru untuk mengembangkan vaksin.
Sebelum pandemi COVID-19, belum ada yang melalui proses persetujuan penuh untuk digunakan pada manusia, meskipun beberapa vaksin DNA, termasuk untuk kanker tertentu, sedang menjalani uji coba pada manusia.
Transkripsi DNA ke mRNA
Karena pandemi, penelitian di bidang ini telah berkembang sangat cepat dan beberapa vaksin mRNA untuk COVID-19 mendapatkan izin penggunaan darurat, yang berarti sekarang dapat diberikan kepada orang-orang di luar penggunaannya hanya dalam uji klinis.(*)
Baca Juga: Kadar Asam Urat Tinggi Bisa Kurangi Umur Hingga 11 Tahun, Studi
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Who.int - Jenis Vaksin Covid-19 |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar