Ternyata, sel dendritik sudah dikembangan Terawan sejak 2015 di Cell Center RS Karjadi, Semarang.
Hasil penelitiannya juga sudah diunggah ke Jurnal Internasional, namun pada saat itu dikembangkan dan diteliti untuk penyakit kanker.
"Kenapa setelah lahir baru diungkapkan, kenapa kami mengembangkan? Sebenarnya dendritik cell vaksin ini sejak 2015 sudah saya kembangkan secara pribadi di RS Karjadi Semarang. Waktu itu saya publish di jurnal Internasional untuk kanker. Saya memang senangnya untuk riset," terang Terawan.
"Ini terus berkembang, lalu ketika ada ide dendritik vaksin untuk Covid-19, kami lakukan uji binatangnya melalui pihak ketiga di Amerika sehingga ini bisa berjalan baik dan membuat kami mantap (untuk kembangkan)," paparnya lebih panjang lebar.
Mengenai Vaksin Nusantara, walau banyak pemberitaan yang menyudutkan, tapi sebenarnya banyak mendapatkan masukan dari beberapa ahli dalam mengembangkan vaksin Nusantara ini.
Baca Juga: Umat Hindu Gelar Ritual Mandi di Sungai Gangga, Kasus Covid-19 di India Langsung Meledak
Seperti masukan Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio yang saat ini juga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih, masukan dari Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin, Chaerul Nidom Anwar.
Dokter Terawan pun berterima kasih tim peneliti dari Universitas Diponegoro dan RS Karjadi Semarang yang membantunya mengembangkan Vaksin nusantara.
Baca Juga: WHO Nyatakan Keprihatinan Peningkatan Covid-19 Selama Ramadan
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar