Berdasarkan data awal yang ada, Klimek mengatakan, vaksin RNA messenger baru, juga disebut vaksin mRNA, oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna kemungkinan membawa risiko yang agak lebih tinggi daripada vaksin Covid-19 lainnya, sekitar 2,5 hingga 4 kali lebih tinggi.
Lihat postingan ini di Instagram
Meski demikian, tambahnya, risikonya masih sangat rendah, yakni satu kasus dari setiap 100.000 vaksinasi.
Reaksi alergi tidak terbatas pada vaksin Covid-19, tetapi dapat terjadi setelah minum obat apa pun. T
idak ada yang menjadi alergi terhadap suatu zat dengan mengambil vaksin COVID-19, kata Klimek, menjelaskan bahwa reaksi alergi terhadap suatu bahan dalam vaksin berarti kita sudah peka terhadapnya. Karena dosis yang disuntikkan lebih tinggi, reaksinya bisa lebih kuat.
Tidak semua penderita alergi terpengaruh sama. "Jika Anda mengalami demam, Anda tidak benar-benar berisiko lebih tinggi terkena efek samping daripada seseorang yang tidak alergi," kata Klimek.
Namun, jika pernah mengalami reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu, obat pencahar atau kontras sinar-X, misalnya,kita mungkin juga memiliki satu untuk bahan-bahan dalam vaksin Covid-19, kata Klimek, mencatat bahwa zat-zat alergen yang diketahui dalam obat-obatan termasuk polietilen glikol, polisorbat dan etilen oksida.
Baca Juga: Tip Diabetes : Makan Buah Naga Untuk Mengatur Kadar Gula Darah
Baca Juga: Bakal Memenuhi Dunia, 1,6 Juta Anak Kembar Lahir Setiap Tahun, Studi
Meskipun menghilangkan risiko sepenuhnya hampir tidak mungkin, kata Klimek, sebaiknya kita berkonsultasi dengan ahli alergi jika memiliki reaksi alergi terhadap obat.
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar