GridHEALTH.id - Meski program vaksinasi terbilang sukses, kasus positif virus corona (Covid-19) di India justru kembali meledak dalam beberapa hari terakhir.
Sebagai catatan, hingga Minggu (18/4/2021) Kementerian Kesehatan India mencatat ada penambahan kasus baru sebanyak 275.306.
Baca Juga: Bangganya Jokowi Memberitakan Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 di Indonesia Tertinggi di Dunia
Sehingga, total keseluruhan kasus yang terjadi di Negeri India tersebut sebesar 15.057.7677 kasus.
Kejadian ini pun sempat disinggung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring yang disiarkan chanel Youtube Sekretariat Presiden (19/4/2021).
Menurutnya penanganan kasus Covid-19 di Indonesia cukup baik, dimana program vaksinasi sudah berjalan sebagaimana semestinya.
Namun berkaca pada kasus di India, Budi juga mengingatkan agar warga di Indonesia tidak boleh terlena.
"Di India kenaikan jumlah kasusnya melonjak dengan sangat tinggi saat di mana vaksinasinya sukses dan jumlah kasusnya turun drastis," ujarnya.
Hal serupa pun, kata Budi bisa saja terjadi di Indonesia jika kita lengah dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Alhamdulillah, Pandemi Covid-19 di Indonesia Ternyata Bisa Berakhir Tahun Depan. Ini Catatannya
Ia mengatakan fenomena lonjakan kasus Covid-19 di India itu terjadi karena dua faktor.
Pertama adalah karena adanya mutasi virus corona baru yang terjadi di sana.
Di Indonesia sendiri, meski mutasi virus corona juga sudah ditemukan, namun ia menegaskan jumlahnya masih sangat sedikit insidennya.
"Kedua yang paling penting adalah karena mereka sudah vaksinasinya tinggi, jumlah konfirmasi kasusnya menurun, mereka lupa, mereka kurang waspada. Mereka mengendurkan protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak," kata Budi.
Baca Juga: Hari Ini 85 Sekolah di DKI Uji Coba Tatap Muka, Langsung Ditutup 3 Hari Jika Ada Kasus Covid-19
Untuk itu, ia meminta kepada masyarakat untuk tidak mengendurkan kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan.
Diketahui protokol kesehatan ini sangat penting karena infeksi virus corona sangat sulit untuk diprediksi, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.
Disebutkan laman who.int (9/7/2020) berjudul "Coronavirus disease (COVID-19): How is it transmitted?", bahwa virus corona ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Baca Juga: Program Vaksinasi Gotong Royong dengan Vaksin Sinopharm Dimulai April 2021
Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan protokol kesehatan seperti 3M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak) tidak boleh terabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.
Terlebih, berkat vaksinasi dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro jumlah kasus Covid-19 aktif di Indonesia sudah mulai menurun.
Memasuki Ramadan ini, pemerintah pun terus meminta masyarakat agar tetap waspada. Bahkan Budi mengaskan bahwa mudik lebaran kali ini dipastikan dilarang.
"Kalau itu bisa kita tetap jalankan, Inshaallah di masa Ramadan ini dan Idulfitri kita tidak usah mengalami seperti yang ada di India," kata Menkes Budi Gunadi.(*)
Baca Juga: Kebijakan Baru Menkes Budi Gunadi, Anak Muda Boleh Vaksinasi Asalkan Bawa Lansia
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Who.int,Kompas.tv |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar