GridHealth.id - Tsunami Covid-19 di India menjadi sorotan dunia karena selama 4 hari berturut-turut memecahkan rekor dunia untuk infeksi harian.
Negara itu juga melaporkan jumlah kematian harian tertinggi selama sembilan hari berturut-turut, menambahkan 2.767 kematian dalam 24 jam terakhir.
Baca Juga: Fakta Mutasi Virus Corona Baru, Benarkah Lebih Mematikan dan Cepat Penularannya? Ternyata ...
Negara berpenduduk 1,3 miliar orang itu telah mencatat lebih dari satu juta kasus baru dalam tiga hari terakhir, menjadikan total pandemi hingga 16,9 juta kasus virus corona yang tercatat, termasuk 192.311 kematian.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut bahwa lonjakan kasus virus corona di India terjadi karena warga tak patuh protokol kesehatan saat menggelar ritual keagamaan.
Berkaca dari hal tersebut, ia mengingatkan masyarakat Indonesia terus disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan virus corona.
"Kecenderungan yang terjadi di India adalah karena mengabaikan protokol kesehatan saat melakukan ritual keagamaan," kata Doni dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (26/4/2021).
Baca Juga: 12 Dari 127 Warga India yang Datang ke Indonesia Positif Covid-19, Diakui Menkes Budi Gunadi
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini 10 orang di Indonesia sudah terpapar Covid-19 dari mutasi virus yang sama dengan yang ditemukan di India.
Budi menjelaskan, 10 orang itu terdiri dari enam orang yang tertular dari luar negeri dan empat orang yang tertular akibat transmisi atau penularan lokal.
Dia tidak menjelaskan lokasi dari enam kasus imported case tersebut.
Baca Juga: Virus Baru RhGB01 Ditemukan di Inggris, Berasal Inang yang Sama dengan SARS Cov-2, Kelelawar
Namun, Budi memastikan empat kasus lainnya ada di Sumatera, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan.
"Yang empat orang adalah (tertular) lewat transmisi lokal. Yang Terdiri dari dua orang di Sumatera, satu orang di Jawa Barat dan satu orang di Kalimantan Selatan," ujar Budi dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (26/4/2021).
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Tahu Penyebab Kasus Covid-19 di India Kembali Meledak, Indonesia Harus Waspada
Menurut ahli mikorbiologi dan patologi Daniel Rhoads, mutasi virus corona ini memang hal yang mengkhawatirkan namun umum terjadi.
"Virus bermutasi secara konstan. Hal ini terutama berlaku untuk virus yang mengandung RNA sebagai materi genetiknya, seperti virus corona dan virus influenza," ucapnya.
Semua virus terdiri dari satu bundel materi genetik (baik DNA atau RNA) yang dilapisi oleh lapisan pelindung protein.
Proses penggandaan diri yang dilakukan virus sesekali bisa terjadi kesalahan. Hal inilah yang menyebabkan mutasi. Seringkali, mutasi sangat kecil sehingga tidak secara signifikan memengaruhi cara kerja virus, atau membuat virus semakin lemah.
Akan tetapi, mutasi juga bisa membantu virus menggandakan dirinya atau masuk ke sel tubuh manusia dengan lebih mudah.
“Jika kesalahan genetik yang menguntungkan ini terjadi saat virus bereplikasi, maka kesalahan tersebut diturunkan dan akhirnya menjadi bagian dari genom normal virus,” ucap Rhoads.
Mutasi virus bisa terakumulasi dari waktu ke waktu dan menyebabkan munculnya varian baru dari virus tersebut.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar