GridHEALTH.id - Muncul klaster Covid-19 sejak beberapa sekolah di Sumatera Barat (Sumbar) menggelar pembelajaran tatap muka pada Januari 2021.
Hal itu diungkap Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti seperti dilansir dari Kompas.com (26/4/2021).
Menurut Retno temuan kasus virus corona di beberapa sekolah tersebut diketahui setelah KPAI melakukan pemantauan yang dibantu oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).
Hasilnya ditemukan kasus Covid-19 pada bulan Februari di SMAN 2 Kota Padang yang memulai sekolah tatap muka pada Januari 2021 lalu.
"Di SMAN 2 Kota Padang pada akhir Februari sampai minggu ke 3 April 2021, tercatat pasien Covid-19 ada 10 orang, terdiri dari 2 siswa kelas XII dan 8 guru dan keluarganya, namun hingga hari ini sekolah tetap dibuka," kata Retno.
Lebih lanjut, kasus Covid-19 tidak hanya ditemukan di SMAN 2 Kota Padang, tapi juga di SMAN 1 Sumatera Barat, Padang Panjang satu bulan setelahnya.
Dimana SMA tersebut diketahui merupakan sekolah asrama.
Baca Juga: Agar Tak Terinfeksi Covid-19, Ikuti Tips Aman Sekolah Tatap Muka dari Epidemiolog Unair Ini
"Jumlah siswa positif Covid-19 di kluster SMA 1 Sumatera Barat, Padang Panjang cukup banyak, yang semula 18 orang menjadi 61 orang. Para siswa kemudian menjalani isolasi mandiri di asrama sekolah," ujarnya.
Tak hanya itu, Retno mengatakan, kasus serupa juga terjadi di Pesantren Ar-Risalah Kota Padang dengan 122 peserta didik dan 3 pendidik yang terpapar Covid-19.
Sementara, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Baso Agam yang juga sekolah asrama, tercatat pasien Covid-19 sebanyak 25 orang Praja.
Retno mengatakan, positivity rate di Sumatera Barat Kini mencapai angka 17,6 % per 20 April 2021.
Berdasarkan hal tersebut, ia meminta Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Sumatera Barat melarang kegiatan yang mengundang kerumunan di bulan ramadan ini, serta melakukan evaluasi pembelajaran tatap muka setelah kasus Covid-19 mengalami peningkatan.
Retno juga mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar melakukan persiapan dengan matang jika ingin membuka sekolah tatap muka pada bulan juli 2021 mendatang.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan rekomendasi terbaru perihal pembukaan kembali aktivitas sekolah tatap muka yang diterima redaksi GridHEALTH.id, Rabu (28/4/2021).
Baca Juga: Hari Ini 85 Sekolah di DKI Uji Coba Tatap Muka, Langsung Ditutup 3 Hari Jika Ada Kasus Covid-19
Dimana dalam rekomendasi itu disebutkan bahwa IDAI telah melakukan kajian-kajian berikut:
1. Hak-hak anak berdasarkan konvensi hak-hak anak dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 20 November 1989 dan Keputusan Presiden Indonesia No.36 tahun 1990.
2. Perkembangan pandemi Covid-19 secara nasional yang kembali meningkat.
3. Ditemukan New Variant of Coronavirus sejak bulan Maret 2021.
4. Cakupan imunisasi Covid-19 di Indonesia yang belum mencapai target.
Baca Juga: Menteri Nadiem Ingin Siswa Hadir di Kelas Mulai Juli 2021, Berapa Jarak Antar Siswa yang Aman?
Berdasarkan kajian di atas maka IDAI mengimbau sebagai berikut:
1. Melihat situasi dan penyebaran Covid-19 di Indonesia, saat ini sekolah tatap muka belum direkomendasikan.
2. Persyaratan untuk dibukanya kembali sekolah antara lain terkendalinya transmisi lokal yang ditandai dengan positivity rate < 5% dan menurunnya tingkat kematian.
3. Jika sekolah tatap muka tetap dimulai, maka pihak penyelenggara harus menyiapkan blended learning, anak dan orang tua diberi kebebasan memilih metode pembelajaran luring atau daring.
4. Anak yang belajar secara luring maupun daring harus memiliki hak dan perlakuan yang sama.
5. Mengingat prediksi jangka waktu pandemi Covid-19 yang masih belum dapat ditentukan, maka guru dan sekolah hendaknya mencari inovasi baru dalam proses belajar mengajar.(*)
Baca Juga: Kapan Giliran Anak-anak Mendapatkan Vaksin Covid-19? Ini Kata Ahli
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar