Pertama, kendornya penegakkan protokol kesehatan di tengah masyarakat khususnya perkantoran.
Kedua, ada anggapan di tengah masyarakat bahwa mereka yang sudah divaksin akan kebal dan aman dari serangan virus Corona.
Sehingga dampaknya banyak masyarakat yang abai prokes dan aturan pembatasan.
"Peningkatan kasus biasanya karena dua hal yaitu, prokes yang kendor dan tingginya mobilitas, ada juga anggapan sudah aman dan kebal karena sudah di vaksinasi," pungkasnya.
Kasus Covid-19 di Indonesia belum menunjukan tanda-tanda menurun signifikan meski ada program vaksinasi. Protokol kesehatan disertai menjaga imunitas harus tetap dilakukan.
Baca Juga: Kembali Klaster Covid-19 Perkantoran di DKI Jakarta Merebak, 12-18 April Ada 425 Kasus Positif
Dokter Spesialis Paru, Dr.dr. Erlina Burhan mengatakan, Indonesia harus belajar dari India, yang baru-baru ini mengalami Tsunami Covid-19.
“Ini terjadi karena masyarakat abai dengan proto,kol kesehatan dan karena mereka merasa sudah divaksin. Belajar dari India, maka vaksin bukan segala-galanya. Kalau sudah divaksin, jangan eforia dan abai dengan prokes,” ucap dokter di RS Persahabatan ini dalam acara webinar pentingnya jaga imunitas tubuh meski sudah divaksinasi, Rabu (28/4/2021).
Saat ini ungkap Erlina, kasus harian di Indonesia cukup mengkhawatirkan, sudah lebih 1,6 juta kasus di Tanah Air, dengan kematian lebih dari 44 ribu.
Baca Juga: Alat Rapid Test Antigen Bekas Beredar di Pasaran, Ini Cara Membedakannya
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar