"Potasium sianida memiliki efek ke seluruh tubuh (sistematik), terutama memengaruhi sistem organ yang paling sensitif terhadap kadar oksigen rendah," kata CDC dalam lamannya.
Sistem orang yang paling sensitif terhadap kadar oksigen rendah antara lain sistem saraf pusat (otak), sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), dan sistem paru-paru.
Potasium sianida digunakan secara komersial untuk fumigasi, pelapisan listrik, dan mengekstraksi emas dan perak dari bijih.
Baca Juga: Tak Ada Lagi Keceriaan di Malaysia, ICU Keteteran, Kasus Harian Covid-19 Sudah Lebih dari 3 Ribu
Pertolongan pertama
CDC mencatat, pengamatan yang cermat, oksigen tambahan, dan perawatan suportif mungkin merupakan terapi yang cukup untuk pasien atau korban yang tidak menunjukkan gejala fisik dari keracunan sianida.
Untuk pasien atau korban yang menunjukkan gejala fisik dari keracunan sianida, pengobatan awal terdiri dari pemberian penawar di bawah arahan dokter, bantuan pernapasan dan peredaran darah (oksigen dan cairan IV), koreksi ketidakseimbangan kimiawi dalam darah, dan kontrol kejang.
"Kecepatan sangat penting. Hindari resusitasi mulut ke mulut apa pun rute pemaparannya. Hindari kontak dengan muntahan, yang dapat mengeluarkan gas hidrogen sianida," tulis CDC. (*)
#berantasstunting#hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar