Ini juga telah diamati berbulan-bulan setelah infeksi pada orang dewasa yang lebih tua juga (Riou et al. J Clin Med. 2021)
Peneliti menemukan bahwa virus mungkin memiliki efek merusak pada arteri di seluruh tubuh, termasuk di arteri karotis yang memasok darah ke otak.
Lihat postingan ini di Instagram
Ini menarik perbandingan antara SARS-CoV-2 dan infeksi bakteri dan virus akut lainnya yang mengubah kekakuan arteri seperti demam rematik, penyakit Kawasaki, pneumonia, H. Pylori, dan lupus, yang semuanya dapat bertahan lama setelah gejala diatasi.
Para peneliti menguji orang dewasa muda 3-4 minggu setelah terinfeksi SARS-CoV-2. Mereka menggunakan ultrasound pada arteri karotis dan merekam gambar tersebut untuk 10-15 detak jantung.
Rekaman ini dianalisis pada perangkat lunak komputer untuk menemukan ukuran kekakuan karotis. Untuk kelompok kontrol, mereka menggunakan data dari orang dewasa muda yang sehat yang dipelajari sebelum pandemi Covid-19.
Sejauh keterbatasan penelitian ini, para peneliti tidak tahu apakah kelompok SARS-CoV-2 mengalami penurunan kekakuan arteri bawaan sebelum tertular virus.
Baca Juga: Pertanyaan Awam, Dapatkah Dehidrasi Mempengaruhi Ginjal ? Ini Jawabnya
Baca Juga: Stunting Masih Jadi PR, Pemerintah Ajak Swasta Program Intervensi Gizi
Mereka juga tidak mengontrol siklus menstruasi atau variasi penggunaan kontrasepsi pada kedua kelompok.
Source | : | Experimental Physiology |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar