GridHEALTH.id – Sampai hari ini, ternyata masih ada banyak orang yang menolak untuk menjalani vaksinasi untuk berbagai alasan.
Padahal penyakit infeksi covid-19 sendiri adalah sebuah penyakit yang sangat mudah ditularkan dari satu orang kepada yang lain.
Semakin banyak orang menolak untuk divaksinasi, akan semakin berlarut-larut penanganan wabah virus covid-19 ini.
Jika dicermati, ada beberapa alasan paling umum mengapa orang tidak mau menjalani proses vaksinasi.
1. Ketidakpercayaan pada vaksin
Kebanyakan orang yang tidak ingin divaksinasi berpikiran skeptis mengenai apa yang terkandung di dalam vaksin Covid-19.
Bahkan, beberapa dari mereka mendeklarasikan diri mereka sebagai kelompok anti-vaksin.
Tentu saja hal ini mengkhawatirkan, apalagi jika mereka mencoba menyebarluaskan ketidakpercayaan mereka kepada orang lain.
Mereka biasanya dilanda rasa ketakutan akan zat dan bahan apa yang terkandung pada vaksin Covid-19 yang justru akan membuat mereka sakit.
Bahkan ada beberapa dari mereka yang masih memiliki anggapan bahwa vaksin dapat menimbulkan penyakit autisme, meskipun hal ini sudah pernah dibuktikan tidak benar oleh penelitian yang dilakukan terhadap vaksin biasa.
2. Produksi vaksin dinilai terlalu cepat
Ada juga kelompok orang yang sebenarnya tidak antivaksin tapi meragukan keamanan dan efektivitas vaksin Covid-19 karena produksinya yang terbilang kilat.
Pada umumnya, produksi vaksin membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya untuk dikembangkan dan sepenuhnya disetujui sebelum akhirnya dapat disuntikan ke orang banyak.
Namun, pada pembuatan vaksin Covid-19, nyatanya proses pembuatan dan seluruh rangkaian uji coba vaksin ini hanya membutuhkan waktu kurang dari setahun.
Hal inilah yang membuat sebagian orang mengkhawatirkan keamanan dan efektivitas vaksin.
Padahal, pembuatan vaksin Covid-19 telah menggunakan teknologi yang telah dikembangkan selama 20 tahun, inilah mengapa vaksin dapat diproduksi dengan lebih cepat.
3. Khawatir akan efek samping
Beberapa orang mungkin masih merasa curiga dengan efek samping yang dapat ditimbulkan oleh vaksin.
Padahal efek samping setelah divaksinasi sebetulnya merupakan pertanda bahwa tubuh sedang membangun sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga: Jangan Pilih-pilih Merek Vaksin, Juni dan Juli Mulai Gunakan Novavax dan Pfizer
Selama dokter telah memberi izin bagi orang untuk melakukan vaksinasi, itu berarti tubuh aman dari efek samping vaksi yang sudah diestimasi.
4. Tingkat efektivitas
Banyak juga orang yang belum meyakini bahwa vaksin akan dapat benar-benar melindungi orang dari bahaya virus covid-19.
Tidak salah memang, faktanya memang belum ada yang bisa memastikan ada vaksin yang 100% terpercaya menghalau infeksi virus.
Ini disebabkan juga oleh faktor virus Covid-19 yang masih terus bermutasi. Selain itu, seberapa lama efek perlindungan vaksin dapat optimal juga masih dipertanyakan.
Namun, tentunya vaksinasi setidaknya dapat meminimalisir terjadinya penularan virus dengan catatan orang yang telah divaksinasi harus tetap tertib menjaga protokol kesehatan.
Apa solusi bagi orang yang tidak mau divaksinasi?
Edukasi. Pemerintah lewat penyedia layanan kesehatan harus lebih gencar lagi menyediakan sarana informasi yang terpercaya dan mudah diakses oleh masyarakat luas.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap 3 Dipercepat Pemerintah, Masyarakat Jangan Pilih-pilih Merek Vaksin
Jika di antara kita sudah ada yang divaksinasi, rekomendasikan kepada orang di sekitar kita bahwa vaksinasi tidak membahayakan.
Selain itu, ketika kita membaca rumor yang berkaitan dengan informasi vaksin covid-19, pastikan informasi tersebut berasal dari media yang kredibel dan terpercaya sehingga kita terhidari dari hoax.
Hindari meneruskan pesan yang tidak jelas sumber informasinya yang dapat menciptakan miskonsepsi dan kesalahpahaman yang tidak diinginkan. (*)
Source | : | GoodRx |
Penulis | : | Anisa Rahmatika |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar