GridHEALTH.id - Selama bertahun-tahun, banyak obat baru untuk diabetes tipe 2 telah muncul di pasaran, tetapi metformin masih dianggap oleh American Diabetes Association (ADA) sebagai salah satu yang terbaik.
Hampir semua orang dengan diabetes tipe 2, serta banyak dari mereka yang menderita pradiabetes, menggunakan metformin untuk mengontrol gula darahnya.
Faktanya, ini adalah salah satu obat yang paling banyak diresepkan di dunia, dan untuk alasan yang bagus yaitu murah dan berhasil.
Ini tidak hanya menurunkan kadar gula darah tetapi juga risiko kejadian kardiovaskular (seperti serangan jantung) dan kematian.
Tetapi seperti banyak obat lainnya, dokter akan memeriksa kesehatan kita sebelum meresepkan obat diabetes;
Baca Juga: Cek Fakta, Metformin Obat Diabetes Tipe 2 Tidak Memicu Kanker
Baca Juga: Tea Tree Oil Bisa Jadi Pilihan Alami Atasi Penyakit Infeksi Telinga
Setelah meninjau alergi, kondisi medis, dan obat lain, dokter akan meminta pemeriksaan darah dan tes urine. Dilansir dari American Diabetes Association, tes ini akan melihat yang berikut:
- Glukosa puasa. Ini adalah ukuran kadar gula darah setelah tidak makan selama beberapa jam.
- Hemoglobin A1C (HbA1C). Hemoglobin A1C dibuat ketika gula (glukosa) menempel di luar sel darah merah dalam darah.
Tes ini akan memberi tahu seberapa baik tubuh mengatur gula selama rentang 3 bulan.
Jika HbA1C terkendali, itu berarti bahwa meskipun kadar gula darah berubah secara normal dari hari ke hari, tubuh mengelola gula dengan baik secara keseluruhan.
- Fungsi ginjal. Karena metformin disaring oleh ginjal, penting untuk memastikan ginjal kita sehat. Jika tidak, metformin dapat membuat kita berisiko mengalami komplikasi yang jarang tetapi serius yang dikenal sebagai asidosis .
- Hitung darah lengkap (CBC). Tes ini melihat sel darah. Saat mulai menggunakan metformin, dokter akan secara khusus mencari tanda-tanda anemia.
Orang dengan jenis anemia tertentu lebih cenderung memiliki kadar vitamin B12 yang rendah saat mereka mengonsumsi metformin, yang dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, pusing, dan nyeri saraf. Jika ada tanda-tanda anemia, dokter juga akan menguji kadar B12.
Baca Juga: Studi: Setiap Aktivitas yang Membuat Kita Berdiri Mengurangi Risiko Kematian Dini!
Baca Juga: 4 Masalah Kesehatan Seksual Wanita yang Muncul Akibat Diabetes
- Keton. Ketika tubuhtidak dapat menggunakan glukosa dengan benar (seperti pada diabetes dan pradiabetes), lemak mulai dibakar untuk energi.
Ini menyebabkan keton muncul dalam darah dan urine. Jika kadar keton terlalu tinggi, itu bisa berarti menderita ketoasidosis diabetik (DKA), keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera.
Baca Juga: Minum Atau Tidak Minum? Saat Lalat atau Nyamuk Masuk ke Dalam Minuman
Baca Juga: Setelah Anosmia, Muncul Parosmia, Gangguan Penciuman Pasien Sembuh Covid-19
DKA biasanya hanya terjadi pada mereka yang mengidap diabetes tipe 1, tetapi dokter juga mengawasinya pada penderita diabetes tipe 2 untuk berjaga-jaga. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | American Diabetes Association |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar