GridHEALTH.id - Siapa yang tak kenal manfaat luar biasa dari daun katuk.
Daun katuk atau Sauropus androgynus dikenal lantaran dapat memperlancar produksi air susu ibu (ASI).
Baca Juga: Ibu Menyusui Sering Konsumsi Daun Katuk, Hati-hati, Bisa Bikin Sesak Napas
Hal ini dikarenakan kandungan dalam daun katuk yang dapat meningkatkan produksi hormon prolaktin dan oksitosin.
Kendati baik bagi ibu menyusui, daun katuk malah bisa menjadi bumerang tersendiri bagi para ibu hamil.
Baca Juga: Dilarang Dikonsumsi saat Hamil Muda, Makanan Rakyat Ini Malah Berikan Manfaat Kesehatan Tersendiri
Pasalnya, daun katuk juga bisa menyebabkan masalah kehamilan bagi ibu hamil.
Studi di Universitas Kebangsaan Malaysia menyebutkan, beberapa penelitian menjelaskan bahwa konsumsi daun katuk yang berlebihan dapat menyebabkan kantuk, sembelit, dan bronkiolitis obliterans serta dapat menyebabkan gagal napas.
Bahkan, penelitian di Taiwan menyebutkan bahwa 44 orang mengalami efek samping tersebut usai mengonsumsi jus daun katuk mentah (150 g) selama 2 minggu hingga 7 bulan.
Gejala hilang setelah 40-44 hari menghentikan konsumsi jus daun katuk.
Baca Juga: Terapi Kelasi Besi Kurangi Angka Kesakitan Pada Penyandang Thalassemia
Sementara, hasil biopsi dari 12 pasien menunjukkan bronkiolitis obliterasi.
Sejumlah 178 pasien mengkonsumsi jus daun katuk mentah dengan dosis 150 g / hari (60,7 %), digoreng (16,9 %), campuran (20,8 %), dan digodok (1,7 %), selama 7 bulan - 24 bulan.
Lalu terdapat efek samping setelah penggunaaan selama 7 bulan berupa gejala obstruksi bronkiolitis sedang sampai parah.
Sedangkan konsumsi selama 22 bulan atau lebih menyebabkan gejala bronkiolitis obliterasi yang permanen.
Di Amerika, sejak tahun 1995 daun katuk goreng, salad daun katuk, dan minuman daun katuk banyak dikonsumsi oleh masyarakat sebagai obat antiobesitas (pelangsing tubuh).
Penelitian dilakukan terhadap 115 kasus bronkiolitis obliterasi (110 perempuan dan 5 pria), berumur antara 22-66 tahun yang sebelumnya mengkonsumsi daun katuk.
Baca Juga: Orangtua Harus Jeli, Kenali Jam Makan Serat 10-2-8 agar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat
Pada uji fungsi paru terlihat obstruksi sedang sampai parah. Pengobatan dengan campuran kortikosteroid, bronkodilatasi, eritromisin, dan zat imunosupresi hampir tidak berkhasiat.
Setelah 2 tahun bronkiolitis obliterasi berkembang menjadi parah dan terjadi kematian pada 6 pasien (6,1 %).
Proses perebusan daun katuk dapat menghilangkan sifat anti protozoa.
Jadi dapat disimpulkan pemanasan dapat mengurangi sampai meniadakan sifat racun daun katuk.
Baca Juga: Masuk Masa MPASI, Anak Wajib Konsumsi Jenis Serat Ini Demi Kesehatan Tumbuh Kembangnya
Karena itu, sebelum mengkonsumsi daun katuk lebih baik direbus terlebih dahulu untuk menghilangkan sifat anti protozoa yang artinya adalah membunuh racun yang terkandung di daun katuk tersebut.
Sedangkan batas maksimal mengonsumi daun katuk ini adalah 50 g per hari.
Alih-alih menyehatkan, sebaiknya ibu hamil tetap berhati-hati dalam mengonsumsi daun katuk. (*)
Baca Juga: Ternyata Timbangan Badan Bisa Mengganggu Psikologis Seseorang, Tya Ariestya Mengakuinya
#hadapicorona
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar