Cara keempat membedakan gejala demam berdarah dengan Covid-19 adalah dilihat dari fase demam.
Pada Covid-19, penyakit yang biasa dikeluhkan adalah demam yang terjadi selama 5-7 hari disertai batuk pilek yang lebih dominan dan makin tambah sesak, serta saturasi oksigen yang menurun.
Gejala ini dianggap berat untuk kasus Covid-19 pada anak. Sementara DBD memiliki fase demam dan fase kritis.
Fase demam terjadi dari hari pertama sampai hari ke-3, kemudian diikuti fase kritis antara hari ke-3 sampai ke-6, serta fase penyembuhan dari setelah hari ke-6.
Pada fase kritis di antara hari ke-3 sampai hari ke-6 terjadi kebocoran pembuluh darah yang dapat menyebabkan syok hipovolemik.
Penting untuk memastikan pasien mendapatkan cukup cairan demi menghindari keparahan, bahkan kematian.
"Pada saat memasuki fase kritis yang harus diperhatikan adalah jangan sampai anak kekurangan cairan obat karena di fase inilah terjadi kebocoran pembuluh darah yang bisa menyebabkan kematian," kata Mulya.
Sedangkan pada Covid-19, demam bisa tinggi namun disertai gejala respirasi seperti batuk, pilek dan pasien merasa bertambah sesak.
"Terutama masa kritisnya adalah pada akhir minggu pertama, di sinilah saturasi oksigen bisa menurun,'' kata dr. Mulya.
Itulah cara membedakan gejala demam berdarah dengan Covid-19. Ingat, pandemi Covid-19 gawat lagi.
Tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dengan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.(*)
Baca Juga: Heboh Antrean Ambulans, RS di Bandung Hampir 100 Persen Penuh Pasien Covid-19
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kemkes.go.id,Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar