GridHEALTH.id - Media sosial China kini sedang dibuat heboh oleh informasi da pejabat negara yang membelot.
Beritanya, seorang pejabat keamanan atau intel senior China dilaporkan telah membelot ke Amerika Serikat.
Bahkan pejabat itu disebut-sebut memiliki info rahasia perihal virus corona (Covid-19).
Menurut laporan telegraph.co.uk (18/6/2021), pejabat China tersebut adalah Wakil Menteri Keamanan Negara Dong Jingwei (57).
Spy talk, bulletin yang meliput intelijen AS, menyebutkan bahwa Dong mungkin diam-diam melakukan perjalanan dari Hong Kong ke Amerika Serikat pada 10 Februari lalu.
Ia melarikan diri bersama putrinya, Dong Yang.
Desas-desus pembelotan Dong pertama kali beredar di platform media sosial berbahasa China, seperti dilaporkan Liberty Times Taiwan, Sabtu (19/6/2021).
Laporan ini mengutip aktivis pro-demokrasi Tiongkok di luar negeri yang mengklaim ada bukti ayah dan anak perempuannya itu pergi dari Hong Kong dengan "informasi yang relevan dari Institut Virologi Wuhan.”.
Baca Juga: Inggris Kontra dengan Amerika, Menurut Perdana Menteri Boris Johnson Covid-19 Bukan dari China
Namun hingga kini China belum mengeluarkan tanggapan resmi terhadap informasi yang beredar tentang pembelotan Dong.
Tapi Presiden Xi Jinping, Jumat lalu memerintahkan pejabat tinggi Komite Sentral Partai Komunis China untuk bersumpah menjelang peringatan 100 tahun berdirinya PKC pada 1 Juli, lapor Liberty Minggu (20/6/2021).
Meski keberadaan Dong masih belum dikonfirmasi, pada hari Jumat South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong melaporkan badan penegak hukum China mengklaim Dong berada di China, menghadiri seminar intelijen.
Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat China mengatakan Dong memerintahkan mata-mata negara itu untuk memburu pasukan "anti-China". Komisi tidak mengungkapkan lokasi seminar. Tidak ada foto Dong yang menyertai artikel tersebut.
Laporan dugaan pembelotan Dong muncul ketika masyarakat internasional tampaknya setuju untuk mencoba mengkonfirmasi asal-usul Covid-19.
Baca Juga: Pandu Riono; Kasus Covid-19 Indonesia Meledak, Masyarakatnya Sudah Lama Dalam Kondisi Herd Stupidity
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada KTT G7 awal bulan ini bahwa studi terbaru tidak meyakinkan.
"Hampir 3,75 juta orang telah meninggal," kata kepala WHO itu. "Ini sangat tragis, dan saya pikir rasa hormat yang pantas diterima orang-orang ini adalah mengetahui apa asal mula virus ini sehingga kita dapat mencegahnya terjadi lagi."
Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden memerintahkan tinjauan intelijen dari dekat tentang asal-usul Covid-19, untuk memastikan apakah virus corona baru itu akibat bocornya laboratorium di Wuhan atau bukan.
Saat KTT G-7 di Inggris pertengahan bulan ini, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan China belum bekerja sama sepenuhnya dengan bagian pertama penyelidikan internasional tentang asal mula wabah.
Ia juga meminta Beijing untuk meningkatkan transparansi demi "menghormati" para korban penyakit tersebut.
Ada kontroversi yang berkembang mengenai penyebab wabah yang dimulai di kota Wuhan di China pada akhir 2019, dengan meningkatnya tantangan terhadap teori dominan yang menyalahkan "pasar basah" di mana hewan liar dijual untuk dikonsumsi.
China membantah anggapan bahwa pandemi pembunuh itu bisa dipicu oleh kebocoran virus buatan manusia dari laboratorium penelitian keamanan tinggi di kota itu.
Anggota tim WHO yang mengunjungi China awal tahun ini untuk mencari asal-usul Covid-19 mengatakan, mereka tidak memiliki akses ke semua data, mendorong perdebatan lanjutan tentang transparansi negara tersebut.
Sementara itu, semenjak kemunculannya pandemi Covid-19 ini diketahui sudah menginfeksi ratusan juta orang.
Berdasarkan data terbaru Worldometers.info, per 21 Juni 2021 kasus Covid-19 di dunia secara keseluruhan sudah mencapai angka 179,526,608 kasus.
Dimana dari jumlah tersebut 3,887,998 diantaranya telah diyatakan meninggal, 164,148,967 sembuh dan sisanya masih harus mendapatkan perawatan.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | worldometers.info/coronavirus,Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar