GridHEALTH.id - Belakangan ini, obat cacing Ivermenctin disebut-sebut dapat menyembuhkan pasien Covid-19.
Bahkan, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memberikan kesaksian bahwa Ivermectin dapat menyembuhkan karyawannya hanya dalam 7 hari saja.
"8 orang dari karyawan kita kena, 3 isolasi mandiri di tempat kita, yang lainnya di rumah masing-masing," ungkap Susi, seperti dilansir dari Warta Kota, Rabu (30/6/2021).
"Saya mencoba memadukannya sesuai anjuran dokter di Pangandaran, memakai paracetamol, Ivermerctin dan beberapa multivitamin. Dan alhamdulillah hari ke 7 semua sudah negatif," lanjut Susi.
Baca Juga: Efek Samping Inhibitor DPP-4, Obat Diabetes Tipe 2 yang Bisa Menurunkan Berat Badan
Kendati demikian, banyak pihak yang memprotes bahwa penggunaan Ivermectin sebagai obat Covid-19 belum terbukti ampuh.
Namun, kini dikabarkan ada obat yang diduga-duga ampuh menyembuhkan pasien Covid-19.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan hari ini di Science Advances disebutkan ada 2 obat yang konon dapat menyembuhkan pasien Covid-19.
Di anataranya:
1. Sulfazine
Melansir laman Pusat Informasi Obat Nasional BPOM, sulfazine adalah obat antiperadangan yang digunakan untuk meredakan gejala radang usus, penyakit Crohn; dan artritis rematoid.
Baca Juga: 4 Pengobatan Rumahan Meredakan Napas Bunyi Mengi yang Sering Muncul
Obat ini dikonsumsi secara oral, pada serangan akut dikonsumsi 1-2 gram 4 kali sehari.
Anak usia di atas 2 tahun, serangan akut 40-60 mg/kg bb sehari, pemeliharaan 20-30 mg/kg bb/hari.
Sementara, efek sampingnya berkisar kehilangan nafsu makan, demam, gangguan darah, reaksi hipersensitivitas (termasuk dermatitis eksfoliatif, nekrolisi epidermal, pruritus, fotosensitivitas, anafilaksis, serum-sickness), vertigo, insomnia, depresi, halusinasi, reaksi pada ginjal (termasuk proteinuria, kristal uria, haematuria), dan urine berwarna oranye.
Proguanil adalah obat antimalaria, infeksi sel darah merah yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Proguanil dikonsumsi oral 400 mg sekali sehari selama 3 hari berturut-turut.
Baca Juga: Beda Penyakit Infeksi Influenza Dengan Covid-19 Menurut WHO, Influenza Lebih Cepat Penularannya
Namun, penggunaan proguanil memiliki efek samping seperti kulit melepuh, mengelupas, mengendur, menggigil, kejang-kejang, sulit menelan, detak jantung cepat, bintik-bintik merah, kulit semakin sensitif terhadap sinar matahari, kulit gatal, memerah atau berubah warna, nyeri sendi atau otot, bengkak pada wajah, kelopak mata, bibir, lidah, tenggorokan, tangan, kaki, organ kelamin.
Dari catatan khusus ada dua obat, sulfasalazine dan proguanil menunjukkan dapat mengurangi replikasi virus SARS-CoV-2 dalam sel.
Sehingga, meningkatkan kemungkinan potensi keduanya digunakan untuk mencegah infeksi atau untuk mengobati Covid-19. (*)
Baca Juga: Isolasi Mandiri Sumber Infeksi Covid-19 yang Luput dari Perhatian
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | BPOM,Warta Kota |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar