GridHEALTH.id - Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang patut diwaspadai. Sebab tingkat keparahan demam berdarah tergolong sulit untuk terdeteksi.
Apalagi gejala demam berdarah baru akan terasa pada 2 hingga 7 hari setelah terkena gigitan nyamuk aedes aegypti.
Gejala demam berdarah bisa muncul berupa demam tinggi hingga 40 derajat celcius, sakit kepala, ruam kulit, tubuh terasa lemas, dan nyeri otot dan sendi.
Pada kondisi ini ada baiknya setiap orang waspada dan memberikan pertolongan pertama pada penderita yang mengalami gejala demam berdarah.
Menurut Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan, pertolongan pertama demam berdarah diantarnya seperti:
Baca Juga: Dua Makanan yang Perlu Dihindari Pasien Demam Berdarah, Ini Alasannya
1. Arahkan penderita untuk bed rest atau tirah baring selama demam
2. Berikan obat penurun demam yang biasa diminum dan aman bagi lambung
3. Berikan kompres hangat
4. Berikan banyak cairan, arahkan penderita untuk minum sebanyak 1-2 liter per hari.
Semua cairan diperbolehkan kecuali cairan yang berwarna cokelat dan merah seperti es kopi, susu cokelat, sirup merah
5. Bila terjadi kejang, jaga lidah agar tidak tergigit dan hindari memberikan apa pun lewat mulut selama kejang
Apabila penderita sudah diberikan pertolongan pertama demam berdarah tapi panas tidak kunjung turun disertai gejala DBD lainnya (muncul bintik merah, muntah, gelisah, mimisan), segera bawa pasien ke dokter.
Sebab gejala yang semakin parah bisa menjadi tanda fase kritis demam berdarah.
Dilansir dari cdc.gov (31/10/2019) Fase kritis ini umumnya dimulai dalam 24-48 jam setelah demam hilang.
Baca Juga: Bintik Merah Sebagai Gejala Demam Berdarah, Ini Ciri-cirinya
Sekitar 1 dari 20 orang dengan demam berdarah akan mengembangkan demam berdarah yang parah alias fase kritis tersebut.
Demam berdarah yang parah membutuhkan rawat inap karena dapat mengancam jiwa.
Pasalnya demam berdarah yang parah dapat menyebabkan pendarahan internal dan kerusakan organ.
Tekanan darah juga bisa turun ke tingkat yang berbahaya dan menyebabkan syok.
Dalam beberapa kasus, demam berdarah yang parah ini dapat menyebabkan kematian.
Wanita yang terkena demam berdarah selama kehamilan mungkin dapat menyebarkan virus ke bayi saat melahirkan.
Selain itu, bayi dari ibu yang terkena demam berdarah selama kehamilan memiliki risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, atau gawat janin yang lebih tinggi.(*)
Baca Juga: Kondisi Komedian Peppy Kini, Kena Covid-19 atau DBD? Selang Oksigen Sudah Terpasang
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Cdc.gov,Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar