“Kini dunia medis sudah berkembang semakin maju dengan adanya Interventional Pain Management (IPM) yang menerapkan teknik-teknik intervensi untuk menangani nyeri subakut, kronik, persisten, dan nyeri yang sulit diatasi, baik secara independen maupun bersama dengan modalitas terapi lainnya,” papar Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP. saat zoom meeting, Kamis (15/7/2021).
Dr Wawan memaparkan, teknologi IPM ini dapat berupa injeksi kortikosteroid, radiofrekuensi ablasi, laser, kateter RACZ, endoskopi tulang belakang, dan yang paling terbaru adalah DiscFX.
“Semua teknologi ini akan membantu menangani nyeri tulang belakang yang menjadi salah satu keluhan utama penderitanya saat berkonsultasi dengan dokter,” jelas Ketua Indonesian Neurosurgical Pain Society (INPS) ini lebih lanjut.
“Dulu kondisi saraf terjepit perlu ditangani dengan operasi terbuka yang memiliki banyak risiko dan proses pemulihannya lama. Kini seiring dengan majunya teknologi kedokteran, saraf terjepit sudah dapat diatasi dengan teknologi invasif minimal tanpa bedah terbuka dengan risiko yang lebih minimal,” papar dr. Mustaqim Prasetya, SpBS.
Saraf terjepit sudah dapat ditangani tanpa perlu rawat inap, dan proses pemulihannya cepat.
Selain itu, biaya jauh lebih terjangkau dibandingkan operasi terbuka dulu.
Sebagai pembicara ketiga hadir dr. Danu Rolian, SpBS, memaparkan Solusi Terkini Tanpa Operasi Saraf Terjepit, Kateter RACZ dan DiscFX.
Baca Juga: Saraf Kejepit Bisa Terjadi Mulai dari Bangun Tidur, Ahli Berikan Cara Meminimalisir
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar