GridHEALTH.id - Saraf kejepit atau Hernia nukleus pulposus (HNP) menjadi masalah kesehatan tulang yang paling sering dialami oleh masyarakat.
Saraf kejepit terjadi karena tekanan yang terlalu banyak yang diberikan pada saraf oleh jaringan di sekitarnya, seperti tulang, tulang rawan, otot atau tendon.
Tekanan ini lantas mengganggu fungsi saraf, menyebabkan nyeri, kesemutan, mati rasa atau kelemahan.
Saraf terjepit dapat terjadi di sejumlah tempat di tubuh.
Disk hernia di tulang belakang bagian bawah, misalnya, dapat memberi tekanan pada akar saraf, yang menyebabkan rasa sakit yang menjalar ke bagian belakang kaki.
Selain itu, saraf kejepit di pergelangan tangan dapat menyebabkan nyeri dan mati rasa di tangan dan jari (carpal tunnel syndrome).
Saraf terjepit ini juga bisa dialami segala usia, baik muda maupun tua.
Pada usia muda umumnya disebabkan oleh cedera dan beban berat pada tulang belakang sehingga menyebabkan penonjolan bantalan tulang atau diskus intervertebrali.
Sedangkan pada usia tua disebabkan proses degenerasi, dan hilangnya elastisitas batalan tulang.
Saraf terjepit ini dapat menimbulkan beragam gejala bergantung pada lokasi jepitan saraf itu terjadi.
Nyeri akibat saraf terjepit ini tentu dapat mengganggu aktivitas harian penderitanya.
Ketika nyeri saraf terjepit berlangsung lama, tentu pasien akan mencari solusi untuk mengatasi nyerinya.
Terkait hal itu, tahukah saat ini ternyata ada teknik pengobatan saraf kejepit tanpa operasi.
Baca Juga: Dokter: 'Skinny Jeans Bisa Membuat Wanita Jadi Korban Fashion'
“Kini dunia medis sudah berkembang semakin maju dengan adanya Interventional Pain Management (IPM) yang menerapkan teknik-teknik intervensi untuk menangani nyeri subakut, kronik, persisten, dan nyeri yang sulit diatasi, baik secara independen maupun bersama dengan modalitas terapi lainnya,” papar Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP. saat zoom meeting, Kamis (15/7/2021).
Dr Wawan memaparkan, teknologi IPM ini dapat berupa injeksi kortikosteroid, radiofrekuensi ablasi, laser, kateter RACZ, endoskopi tulang belakang, dan yang paling terbaru adalah DiscFX.
“Semua teknologi ini akan membantu menangani nyeri tulang belakang yang menjadi salah satu keluhan utama penderitanya saat berkonsultasi dengan dokter,” jelas Ketua Indonesian Neurosurgical Pain Society (INPS) ini lebih lanjut.
“Dulu kondisi saraf terjepit perlu ditangani dengan operasi terbuka yang memiliki banyak risiko dan proses pemulihannya lama. Kini seiring dengan majunya teknologi kedokteran, saraf terjepit sudah dapat diatasi dengan teknologi invasif minimal tanpa bedah terbuka dengan risiko yang lebih minimal,” papar dr. Mustaqim Prasetya, SpBS.
Saraf terjepit sudah dapat ditangani tanpa perlu rawat inap, dan proses pemulihannya cepat.
Selain itu, biaya jauh lebih terjangkau dibandingkan operasi terbuka dulu.
Sebagai pembicara ketiga hadir dr. Danu Rolian, SpBS, memaparkan Solusi Terkini Tanpa Operasi Saraf Terjepit, Kateter RACZ dan DiscFX.
Baca Juga: Saraf Kejepit Bisa Terjadi Mulai dari Bangun Tidur, Ahli Berikan Cara Meminimalisir
Salah satu Teknik IPM untuk atasi nyeri tanpa operasi adalah kateter RACZ yang berukuran mikro dan akan dimasukkan ke dalam rongga epidural di tulang belakang.
“Kateter RACZ ini juga disebut dengan neuroplasty epidural ini akan menghantarkan obat-obatan tertentu untuk membantu mengurangi peradangan atau iritasi saraf sehingga nyeri menjadi berkurang atau mereda. Prosedur kateter RACZ ini hanya membutuhkan waktu 30-45 menit, sehingga tidak perlu rawat inap sehingga pasien bisa langsung pulang,” jelas dr. Danu.
Teknologi IPM terbaru lainnya adalah teknologi DiscFX yang dapat mengatasi jepitan saraf tulang belakang sehingga nyeri bisa tuntas.
Selanjutnya, dr. Danu menjelaskan berbagai keunggulan DiscFX, tindakan ini hanya memerlukan sayatan kecil sehingga biusnya cukup lokal saja dan tanpa rawat inap.
“Proses tindakan juga cepat dan dapat dilakukan pada beberapa bantalan tulang yang menonjol sekaligus.”
Dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, DiscFX ini dapat memberikan perbaikan kualitas hidup penderita saraf terjepit lebih baik karena dapat terbebas dari siksaan nyeri akibat saraf terjepit.(*)
Baca Juga: Sakitnya Saraf Kejepit dan Gejalanya Sebelum Hal itu Terjadi, Seperti Dialami Anji Manji
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar