GridHEALTH.id - Ketika kesenjangan jumlah vaksinasi antara negara kaya dan negara miskin terus meningkat, pertanyaan tentang apa yang dilakukan untuk mendistribusikan vaksin Covid-19 secara global menjadi semakin relevan.
Beberapa pemerintahan, kelompok yang peduli, dan lembaga nirlaba sedang bekerja untuk mendapatkan suntikan ke negara-negara berkembang, tetapi jumlahnya masih jauh dari yang dibutuhkan untuk menghentikan dan wabah di seluruh dunia.
Di antara upaya tersebut adalah COVAX, yang mengandalkan sumbangan dari negara-negara kaya dan penyandang dana swasta.
Kelompok ini telah kehilangan target distribusinya sendiri sebagian besar karena tidak memiliki sumber daya untuk mengamankan pasokan vaksin sejak awal pandemi.
Pada pertengahan Agustus, COVAX telah mendistribusikan sekitar 207 juta dosis ke 138 negara dan wilayah.
Itu tidak banyak dibandingkan dengan lebih dari 417 juta dosis yang didistribusikan hanya di Amerika Serikat, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Baca Juga: Dari Alpha ke Lambda, Ini Sejarahnya Mengapa Varian Virus Corona Diberi Nama Alfabet Yunani
Baca Juga: Sleep Apnea Pada Anak Berisiko Munculkan Gangguan Jantung Saat Dewasa
COVAX dibuat tahun lalu untuk mencoba dan memastikan vaksin didistribusikan secara adil dan dipimpin oleh lembaga kesehatan masyarakat, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Source | : | Reuters,The Guardian |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar