Tanpa cukup membeli vaksin, COVAX sekarang mengandalkan suntikan yang disumbangkan dari negara-negara kaya, tetapi sebagian besar dosis yang dijanjikan tidak akan dikirimkan tahun ini.
Logistik adalah masalah lain. Untuk mendapatkan vaksin dari COVAX, negara-negara harus menunjukkan bagaimana mereka akan mendistribusikan suntikan dan memprioritaskan orang-orang yang berisiko tinggi seperti petugas kesehatan dan orang tua (lansia).
Tetapi beberapa negara yang sangat membutuhkan vaksin belum dapat menunjukkan bahwa mereka dapat melaksanakan rencana tersebut dan kekurangan dana untuk melakukan kampanye imunisasi.
Kelompok lain telah turun tangan untuk membantu. Pada bulan Juli, Uni Afrika mengatakan telah membeli 400 juta dosis vaksin Janssen Johnson & Johnson untuk 45 negara Afrika.
China, Rusia, dan AS telah menyumbangkan jutaan vaksin ke negara-negara. Dan pada bulan Juni, negara-negara industri terkemuka yang dikenal sebagai G-7 mengatakan mereka akan menyumbangkan 1 miliar dosis untuk negara-negara berkembang.
Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Meminyaki Pusar Sebelum Tidur Bikin Terlelap
Baca Juga: Mengenal Diabetes Insipidus Pada Anak, Gejala dan Cara Mengatasi
Negara-negara G-7 adalah Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan AS.
Namun, itu masih jauh dari 11 miliar dosis yang menurut WHO diperlukan untuk menghentikan pandemi.
Source | : | Reuters,The Guardian |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar