GridHEALTH.id - Program vaksinasi Covid-19 program pemerintah saat ini menggunakan vaksin Covid-19 dari Pfizer.
Tapi pada pelaksanananya yang baru dilaksanakan di DKI Jakarta, tepatnya di Mal Cilandak Town Square, Cilandak, Jakarta Selatan,Selasa (24/08/2021), tidak berjalan seperti biasanya.
Baca Juga: Ramai di Tweeter, Dunia Harus Siap Dengan Covid-22, Benar Lebih Ganas dari Delta?
Saat itu terjadi kericuhan sesama masyarakat yang antre menunggu giliran mendapat suntikan vaksin Covid-19.
Kericuhan tersebut adalah adu mulut sesama masyarakat yang tengah antre vaksin Covid-19, terekam dalam sebuah video yang kini menjadi viral di media sosial.
Video viral tersebut diunggah oleh akun Twitter, @Bp_HasbiJunaedi dan Instagram @karyamilitan.
Pada hari itu, di mal tersebut tempat kegiatan program vaksinasi Pfizer yang diselenggarakan Badan Intelejen Strategis (BAIS) TNI, yang kuotanya hanya 120 orang.
Dalam video tersebut terdengar ucapan seorang masyarakat yang ada di lokasi kejadian, "Antreannya gak jelas."
Mengenai hal ini, Dr. Maryati, Kepala Puskesmas Kecamatan Cilandak buka suara terkait video viral tersebut.
Maryati membenarkan kejadian tersebut, melansir Kompas TV (25/8/2021), dia mengatakan keributan itu terjadi diawal-awal penyelenggaraan vaksinasi.
"Mungkin itu (keributan) di awal saja, karena tadi ada tim yang ke sana sudah baik-baik saja kok,” ujar Maryati dikutip dari Kompas.com, Selasa (24/8/2021).
Kericuhan yang terjadi karena adu mulut sesama calon penerima vaksin Covid-19 tersebut terjadi karena animo masyarakat yang tinggi untuk menerima vaksinasi Pfizer.
Pada kesempatan lain, Menko Polhukam Mahfud Md menyebut saat ini masyarakat berlomba-lomba ingin disuntik vaksin COVID-19. Terutama semenjak varian Delta merebak di Indonesia.
"Vaksin, orang sekarang ribut. Dulu orang nggak percaya. Sekarang sesudah pemerintah, sesudah Delta merebak orang berebutan vaksin, di mana-mana rebutan vaksin. Nah sekarang tenaga dokternya yang nggak ada, tenaga vaksinatornya yang nggak ada," kata Mahfud, Minggu (25/7/2021), dilansir dari Detik (25/7/2021).
Hal ini disampaikan Mahfud saat menghadiri acara 'Silaturahmi Virtual Menko Polhukam dengan Alim Ulama, Pengasuh Ponpes, dan Pimpinan Agama Se-Jawa Barat'.
"Sekarang ini lebih dari 90 persen yang meninggal sekarang ini adalah karena belum divaksin (sedangkan) yang sudah divaksin 10 persen. Itu kalau (penjelasan) ilmiah sudah menemukan jawaban bahwa vaksin itu penting," jelasnya.
Tapi Mahfud menyadari saat ini pendistribusian vaksin Covid-19 di seluruh Indonesia belum merata.
Baca Juga: Paling Ditakuti Dokter Pada Pasien Covid-19, Ini Gejala Badai Sitokin
Untuk itu, dia meminta warga tetap mematuhi protokol kesehatan dengan tetap memakai masker sambil menunggu giliran divaksinasi.
Mahfud pun mengatakan di wilayah tertentu ditemukan antrean mengular warga yang ingin mendapat suntikan vaksin Covid-19.
"Saya pernah lihat gambar antrean di sebuah tempat di jabar orang datang, antre sampai ga bisa terlayani. Bukan tidak ada vaksinnya, bukan tidak boleh. Itu tetap gratis. Tapi karena antreannya terlalu panjang kemudian menimbulkan situasi mental tersudut dan tertekan juga, peningkatan penyakit juga jadi meluas," paparnya.(*)
Baca Juga: Tes CPNS Wajib SWAB PCR, Peserta Menjerit Pusing, Pemalsu Surat Antigen Catut Logo RS Terkemuka
Source | : | Kompas.com,Kompas TV,detik |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar