Studi yang dipimpin oleh Tal Patalon dan Sivan Gazit menemukan dalam dua analisis.
Pertama, orang yang divaksinasi sepanjang Januari, Februari, Juni, Juli, dan paruh pertama Agustus, enam hingga 13 kali lebih mungkin terinfeksi dari pada orang yang belum divaksinasi namun sebelumnya pernah terinfeksi virus corona.
Kedua, dengan membandingkan lebih dari 32.000 orang dalam sistem kesehatan, risiko mengembangkan gejala Covid-19 adalah 27 kali lebih tinggi di antara yang divaksinasi, dan risiko rawat inap delapan kali lebih tinggi.
"Perbedaannya sangat besar," kata Charlotte Thålin, seorang dokter dan peneliti imunologi di Rumah Sakit Danderyd dan Institut Karolinska yang mempelajari tanggapan kekebalan terhadap SARS-CoV-2.
Kendati demikian, dia memperingatkan bahwa jumlah infeksi dan peristiwa lain yang dianalisis untuk perbandingan itu cukup kecil.
Misalnya, tingkat rawat inap yang lebih tinggi dalam analisis 32.000 orang, didasarkan pada hanya delapan rawat inap dalam kelompok yang divaksinasi dan satu kelompok yang sebelumnya terinfeksi.
Baca Juga: 5 Jenis Minuman Paling Tidak Disarankan Bagi Penyandang Diabetes
Baca Juga: Obesitas dan Kemiskinan Faktor Terjadinya Hipertensi, Studi WHO
Dan peningkatan risiko infeksi 13 kali lipat dalam analisis yang sama, didasarkan pada hanya 238 infeksi pada populasi yang divaksinasi, kurang dari 1,5 % dari 16.000 orang, dibandingkan 19 infeksi ulang di antara jumlah orang yang sama yang pernah menderita SARS-CoV-2.
Source | : | Science Magazine,gelora.co.id,Republika.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar