3. Paparan bahan kimia berbahaya
Faktor eksternal seperti lingkungan juga dapat memengaruhi ukuran penis. Di antaranya paparan pestisida, plasticizer, dan bahan kimia berbahaya lainnya.
Paparan bahan kimia dalam jangka panjang dapat memicu mutasi genetik sampai menyebabkan gangguan hormon.
Menurut beberapa studi, paparan bahan kimia yang berdampak pada ukuran penis ini bisa terjadi selama kehamilan atau ketika anak sudah remaja.
4. Nutrisi
Kekurangan gizi saat bayi di dalam kandungan atau anak dalam masa pertumbuhan juga dapat memengaruhi hormon dan tumbuh kembang, termasuk ukuran penis.
Baca Juga: Gunakan Asam Jawa Untuk Atasi Batuk Membandel, Begini Caranya
Selain itu, malnutrisi pada remaja juga dapat menyebabkan pubertas terlambat.
Imbasnya, ukuran penis dan testis biasanya lebih kecil. Perlu diingat-ingat juga, selama ini banyak mitos seputar ukuran penis.
Salah satunya soal masturbasi bisa memperbesar penis. Hal itu keliru dan tak usah dipercaya lagi.
Selain itu, ada beberapa alat vakum, pil, atau krim yang dijual untuk memperbesar penis. Namun, lagi-lagi beberapa upaya tersebut belum terbukti secara ilmiah manfaatnya.
Bahkan, beberapa di antara metode tersebut meningkatkan risiko infeksi, penis bengkak, ruam, sampai disfungsi ereksi.
Salah satu cara memperbesar penis yang sudah terbukti aman dan ampuh secara medis baru operasi.
Biasanya, prosedur ini direkomendasikan untuk pria yang punya masalah mikropenis.(*)
Baca Juga: Dibalik Manfaat Hubungan Intim, Cedera Penis Banyak Terjadi di Inggris Karena Hal Ini
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Health.grid.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar