Meskipun olahraga tidak diperlukan sebagai bagian dari rencana, aktivitas fisik ringan seperti bersepeda, aerobik, atau jalan cepat dianjurkan untuk memaksimalkan hasil.
Ingatlah bahwa diet ini hanya dimaksudkan untuk diikuti selama beberapa minggu pada suatu waktu. Setelah itu, masa transisi direkomendasikan untuk membantu memudahkan kembali ke pola makan biasa.
Sebab, dikutip dari Health Line, apabila diet telur rebus dilakukan terus-menerus dapat berdampak pada risiko berikut;
1. Malnutrisi
Meski protein telur meningkatkan kerja metabolisme, tubuh tetap perlu nutrisi seimbang lainnya dari karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral yang tidak sepenuhnya ada di telur.
Apabila tubuh kekurangan nutrisi penting, efeknya justru lebih serius karena fungsi tubuh jadi bekerja tidak maksimal, kurang berenergi, dan menghambat kegiatan sehari-hari.
Diet tinggi protein serta rendah karbohidrat juga bisa menyebabkan ketosis. Kondisi ini terjadi ketika tubuh kekurangan karbohidrat untuk dibakar menjadi energi.
Baca Juga: Studi: Masalah Pada Mulut dan Gigi Bisa Sebabkan Impotensi Pada Pria
Baca Juga: Ada Benjolan Putih di Langit-langit Mulut Bayi, Berbahayakah?
2. Berat badan naik turun 'yoyo'
Penurunan berat badan yang cepat dan ekstrem umumnya memicu berat badan naik-turun tak menentu alias 'yoyo'.
Berat badan memang turun cepat, tapi kondisi ini tidak akan bertahan lama. Sebab yang hilang bukan lemak melainkan cairan tubuh.
Source | : | Health Line,cardiosmart.org |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar