GridHEALTH.id - Laporan WHO pada 2019 tepat sebelum pandemi Covid-19 berlangsung menyatakan, lebih dari 30 juta orang di seluruh dunia menderita penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia dan ditandai dengan lesi otak yang dapat menyebabkan hilangnya ingatan dan perubahan perilaku yang menghancurkan.
Beberapa dekade penelitian telah gagal untuk menghasilkan obat, pencegahan atau pengobatan yang dapat diandalkan.
Pada Hari Alzheimer Sedunia setiap 23 September, pakar Bruno Dubois mengatakan kepada Agence France-Presse (AFP) bahwa kuncinya adalah membuat diagnosis sedini mungkin karena berpeluang diberi obat yang akan bekerja lebih baik bila lebih awal diresepkan.
Perawatan ini bekerja pada lesi yang terkait dengan Alzheimer tetapi hanya efektif pada fase pertama penyakit.
"Pada saat pasien memiliki gejala lanjut, sudah terlambat. Kami tidak dapat membatalkan kerusakan yang sudah terjadi."
Baca Juga: Diare yang Tidak Tertangani Pada Lansia Bisa Sebabkan Alzheimer
Baca Juga: Sekitar 99% Kematian Covid-19 Terjadi Pada Orang yang Tidak Divaksin, WHO
Salah satu cara yang menjanjikan untuk diagnosis dini adalah mendeteksi biomarker – tanda biologis dari lesi yang disebabkan oleh penyakit.
Source | : | Agence France Presse |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar