GridHEALTH.id - Dunia kembali dihebohkan dengan kemunculan varian baru Covid-19 berkonde R.1.
Berdasarkan laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat bahwa varian R.1 memiliki mutasi penting.
Salah satu mutasi varian D614G, menunjukkan bukti peningkatan penularan virus.
Artinya, varian baru Covid-19 R.1 bisa lebih menular daripada jenis Covid-19 sebelumnya.
Akibat hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan varian R.1 sebagai Variant Under Monitoring atau varian dalam pemantauan.
Varian R.1 dilaporkan ditemukan pertama kali pada Januari 2021 di 47 negara bagian Amerika Serikat.
Dikutip dari laman Prevention, studi CDC menganalisis data dari wabah panti jompo Kentucky yang terjadi pada bulan Maret 2021.
Laporan itu menunjukkan bahwa di antara 83 warga dan 116 petugas kesehatan, 26 warga dan 20 pekerja dinyatakan positif Covid-19.
Secara keseluruhan, ada 25,4% penghuni dan 7,1% staf terinfeksi Covid-19.
Padahal sekitar 90% penghuni panti jompo dan 52% staf telah divaksinasi lengkap terhadap Covid-19.
Berdasarkan pengujian genomik, diketahui infeksi tersebut disebabkan oleh varian R.1.
Semua orang yang terinfeksi memiliki gejala dan salah satunya meninggal.
Sementara, CDC menunjukkan bahwa tingkat serangan 3-4 kali lebih tinggi di antara penduduk yang tidak divaksinasi dan tenaga kesehatan yang sudah divaksin.
"Penting bagi pejabat kesehatan masyarakat untuk mengetahui R.1 dan melacak lokasinya di negara tersebut," kata William Schaffner, M.D., spesialis penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University School of Medicine.
Baca Juga: 3 Strategi Hidup Bersama Covid-19, Menkes; 'Tidak Ada Pandemi Selesai Dalam Waktu Singkat'
Kendati demikian, para ahli tidak dapat membandingkan varian R.1 dengan keganasan varian Delta.
"Tidak mungkin menggantikan Delta. Namun, penting untuk mempelajari varian ini, responsnya terhadap vaksin dan antibodi monoklonal, dan penyebarannya," ujar pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, M.D., seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Pertama Muncul di Amerika Serikat Bukan di Wuhan
Untuk itu, para ahli menyarankan agar masyarakat umum untuk mendapat suntikan vaksin Covid-19 sesegera mungkin tanpa perlu memilih jenis vaksin. (*)
#hadapicorona
Source | : | CDC,WHO,Prevention |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar