GridHEALTH.id - Informasi kesehatan mengenai pendarahan otak kini sedang banyak dicari oleh masyarakat.
Hal ini berkaitan secara tidak langsung setelah santer berita mengenai Tukul Arwana yang mengalami pendarahan otak, sehingga harus menjalani operasi.
Baca Juga: Muncul 3 Perubahan Ini Pada Kuku, Anda Pernah Terpapar Covid-19
Pendarahan otak yang dialami Tukul Arwana disebabkan oleh hipertensi yang tidak terdeteksi.
Karenanya mengakibatkan serangan stroke dan berkahir pada pendarahan otak.
Perlu juga diketahui, pendarahan otak tidak mulu disebabkan stroke. Mengejan, misal saat BAB, juga bisa menyebabkan pendarahan otak.
Bahkan mengedan pun bisa menyebabkan seseorang hilang ingatan.
Pendarahan Otak karena Mengejan
Pendarahan pada otak pada dasarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada seseorang yang mengalami kecelakaan.
Baca Juga: Program Terapi Stroke Tukul Arwana Saat Pemulihan, Usai Operasi Pendarahan Otak Akibat Hipertensi
Gejalanya pendarahan otak pun kerap diabaikan.
Sakit kepala atau kebas di beberapa bagian tubuh seperti kebas pada kaki, tangan, atau wajah merupakan gejala awal yang bisa terjadi dan sering diabaikan oleh banyak orang.
Saat seseorang mengejan, misal kala BAB, bisa berisiko pecahnya pembuluh darah.
Menurut Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis, dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, dikutip dari Viva.co.id (27/92021), mengejan ketika buang air besar memicu risiko pecahnya pembuluh darah. S
elain itu, batuk berulang, atau batuk dengan menahan napas dapat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri secara tiba-tiba.
Baca Juga: 6 Faktor Risiko Yang Membuat Penyintas Bisa Alami Post Covid-19 Syndrome
"Valsava manuver atau mengejan dapat menjadi pencetus peningkatan tekanan intrakranial. Peningkatan tekanan intrakranial ini dapat menyebabkan pecah pembuluh darah pada penderita darah tinggi yang menyebabkan perdarahan otak. Valsava manuver atau mengedan juga biasa dilakukan saat batuk, buang air besar, atau menahan napas,” ujarnya, dikutip dari keterangan pers.
Penting juga diketahui, ciri-ciri seseorang yang berpotensi mengalami penyumbatan atau pecah pembuluh darah dapat dideteksi dari mengamati fungsi bagian wajah, bicara, gerak, dan menelan yang sudah tidak normal.
Itu adalah gejala yang paling mudah untuk dideteksi.
Baca Juga: Diungkap Riset IDAI, Ini Penyebab Utama Kematian Pasien Covid-19 Anak di Indonesia
Hal-hal lain yang patut diwaspadai adalah ketika seseorang sering merasa pusing serta membutuhkan waktu atau tidak bisa langsung bangun dari posisi berbaring.
“Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan tekanan dari posisi datar, duduk, atau tegak,” jelas dr. Subrady.
Sakit kepala berulang menjadi salah satu indikasi terjadinya penyumbatan pembuluh darah sekitar 80 persen atau ada kemungkinan sebagian pembuluh darah pecah sekitar 20 persen.
Hilang Ingatan karena Mengejan
Baca Juga: Pengobatan Herpes Simpleks Harus Sesuai Anjuran Dokter Agar Tak Muncul Komplikasi
Seperti yang dialami seorang wanita di Hong kong, dilansir dari China Times, sang anak menuturkan bahwa ibunya sempat pergi ke toilet dan menghabiskan beberapa waktu di toilet.
Setelah keluar dari toilet ibunya tidak dapat mengingat apapun bahkan kejadian 10 tahun lalu.
Anak-anak dan para anggota keluarga yang lain terlihat panik dengan kejadian hilang ingatan atau amnesia yang dialami perempuan ini.
Baca Juga: Ketiak dan Leher Juga Selangkangan Hitam; Tanda Diabetes, Pada Bayi Beda Lagi
8 jam kemudian kondisinya kembali normal, namun keluarga tetap ketakutan dengan kejadian hilangnya ingatan wanita tersebut.
Akhirnya para anggota keluarga membawa wanita ini ke rumah sakit, dan menceritakan kejadian aneh tersebut pada ahli bedah saraf.
Sang ahli bedah saraf menyebutkan bahwa hilangnya ingatan tersebut disebabkan oleh masalah sembelit.
Baca Juga: Gejala Penyakit Infeksi Sifilis yang Mengancam Jiwa, Sudah Sembuh Bisa Tertular Kembali
Rupanya, dokter menjelaskan bahwa amnesia ini dilaporkan karena mengejan berlebihan yang dia lakukan ketika dia ingin buang air besar selama sembelit.
Mengejan yang berlebihan ini menyebabkan peningkatan tekanan perut dan intra-serebral yang menyebabkan kurangnya aliran oksigen ke otaknya, yang mengakibatkan hilangnya ingatan jangka pendek.
Sembelit pada orang dengan berusia lanjut dapat memperburuk ingatan mereka, juga
gejala iritabilitas atau agresi.(*)
Baca Juga: 3 Gejala Diabetes Ini Umumnya Terjadi Hanya Pada Pria, Catat
Source | : | China Times,viva.co.id,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar