GridHEALTH.id - Masalah kulit pada bayi percaya tidak percaya sering membuat orang tua frustasi.
Bagaimana tidak, bayi yang belum bisa bicara selain menangis, adalah manusia paling rentan mengalami masalah kulit.
Ada banyak masalah kulit yang kerap dialami bayi, terlebih bayi baru lahir, mulai dari kulit kasar, muncul benjolan kecil, ruam, memerah, hingga iritasi.
Karenanya perawatan kulit bayi, khususnya bayi baru lahir harus diperhatikan baik-baik oleh setiap orangtua.
"Ruam neonatus cenderung berkembang tiba-tiba dan memiliki penampilan dramatis yang dapat dengan mudah membuat orangtua ketakutan, tetapi untungnya sebagian besar benar-benar jinak," kata dokter kulit Johns Hopkins Children's Center Kate Püttgen, M.D, dikutip dari Johns Hopkins Medicine, pada artikel 'Newborn Skin 101'.
Nah, berikut ini aneka masalah kulit pada bayi dan solusinya seperti yang dipaparkan Püttgen.
Baca Juga: 5 Bahaya Minum Teh Panas yang Tak Kita Sangka Sebelumnya, Salah Satunya Sakit Kepala
Cradle cap
Ini adalah ketombe neonatus, juga dikenal sebagai dermatitis seboroik.
Wakau banyak dialami bayi, tapi hingga kini penyebabnya tidak sepenuhnya diketahui.
Ini cenderung terjadi di daerah yang kaya akan kelenjar minyak dalam tiga bulan pertama kehidupan.
Bagaimana cara mengobatinya?
Sebagian besar kasus cradle cap memerlukan tidak lebih menjaga kebersihan rambut dengan rajin keramas.
Baca Juga: Pakai Kulit Pisang Untuk Atasi Migrain dan Jenis Sakit Kepala Lainnya, Begini Caranya
Petroleum jelly atau minyak zaitun dapat membantu meringankan beberapa pengerasan kulit.
Kapan harus ke dokter anak?
Jika pengerasan kulit terus berlanjut atau memburuk seiring waktu, dokter anak biasanya akan meresepkan krim atau sampo antijamur.
Ruam popok
Ini adalah iritasi kulit ditandai dengan bercak merah meradang atau benjolan di pantat dan area genital bayi.
Baca Juga: Penyakit Infeksi TBC 10 Besar Penyebab Kematian di Dunia, Batuk Berkepanjangan Cirinya
Infeksi jamur dapat menyebabkan ruam popok. Penyebab umum lainnya adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh paparan tinja dan urin.
Sabun yang keras, keringat, kelembapan atau popok yang terlalu ketat juga dapat menyebabkan ruam atau memperburuk ruam yang sudah ada.
Bagaimana mencegah dan mengonati ruam popok?
Ganti popok sesering mungkin dan segera setelah bayi buang air kecil atau buang air besar.
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukannya. Selalu keringkan kulit bayi secara menyeluruh sebelum dikenakan popok.
Menggunakan petroleum jelly atau krim berbasis seng oksida dengan setiap penggantian popok dapat membantu.
Baca Juga: Harapan dan Fakta Molnupiravir, Pengobatan Antiviral Oral untuk COVID-19
Ingat jangan pernah menggunakan bedak, juga hindari tisu bayi beraroma atau tisu yang mengandung alkohol.
Tak kalah penting jaga agar popok tetap longgar.
Menggunakan krim kortikosteroid antijamur atau ringan untuk pengobatan dapat mempercepat penyembuhan.
Kapan harus ke dokter anak?
Jika ruam tidak membaik dalam beberapa hari, menyebar lebih jauh, mengeluarkan cairan, atau jika bayi mengalami demam – tanda infeksi – saatnya ke dokter.
Baca Juga: Akar Tauge Wajib Dibuang, Bikin Cepat Busuk dan Makanan Jadi Basi, Timbulkan Masalah Kesehatan
Infeksi jamur harus dicurigai pada semua bayi yang menggunakan antibiotik, yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri baik dan jahat dan menyebabkan pertumbuhan jamur yang berlebihan.
Eritema toksikum
Jangan takut, pada bayi jinak. Tanda-tanda khas dari kondisi ini adalah papula kekuningan yang dikelilingi oleh kulit merah di wajah dan batang tubuh, lengan atas dan paha.
Bagaimana cara mengobatinya?
Biasanya tidak diperlukan pengobatan. Ruam akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Baca Juga: Ridwan Kamil dan Bima Arya Cicipi Ulat Sagu, Ternyata Ini Khasiatnya
Kapan harus ke dokter anak?
Jika bayi memiliki tanda-tanda eritema toksikum, pemeriksaan dapat memastikan diagnosis dan memberikan kepastian.(*)
Source | : | Johns Hopkins Medicine - Kulit Bayi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar