GridHEALTH.id - Setelah vaksin Covid-19, obat Covid-19 adalah harapan yang dinanti-nantikan oleh masyarakat dunia.
Apalagi kita tahu, vaksin dan taat prokes belum menjamin 100 persen kita aman dan terlindung dari infeksi Covid-19.
Karenanya saat muncul informasi prihal perusahaan MSD (Merck Sharp & Dhome) dengan Molnupiravir yang disebut sebagai obat Covid-19, langsung disambut antusias masyarakat.
Menurut informasi dari @pandemictalks di Instagram (3/10/2021), Obat Molnupiravir dari perusahaan farmasi MSD (Merck Sharp & Dhome) turunkan risiko keparahan dan juga kematian COVID-19.
Jika semua proses perizinan lancar, pil tersebut akan menjadi terapi oral antivirus pertama untuk pasien COVID-19 di masa pandemi Covid-19 ini.
Tapi ingat, @pandemictalks tetap berpesan vaksinasi dan prokes 5M masih menjadi cara terbaik untuk mengendalikan pandemi. Lebih baik mencegah daripada mengobati!
Baca Juga: Latihan Kebugaran di Rumah, Ini Manfaat Peregangan Untuk Kesehatan
Untuk diketahui, ada 3 perusahaan farmasi yang saat ini sedang bergiat memproduksi obat untuk pasien Covid-19.
Ketiga perusahaan farmasi yang sedang melakukan uji klinis obat Covid-19 yakni Merck, Pfizer, dan Roche.
Perusahaan Pfizer baru-baru ini memuli uji coba tahan akhir pada 2 tablet antivirus yang berbedea.
Sementara perusahaan Swiss, Roche, bekerjaama dengan Atea Pharmaceuticals untuk membuat obat antivirus Covid-19.
Baca Juga: Mulut Kering Salah Satu Risiko Diabetes, Ini Cara Mencegahnya
Sedangkan Merck juga melakukan uji klinis lanjutan yaitu Molnuiravir sebagai profilakis untuk mencegah Covid-19.
Dilansir dari sewaktu.com (4/10/2021), "Pengobatan antivirus bagi orang-orang yang tidak bisa divaksin, atau yang kurang responsif terhadap kekebalan dari vaksin adalah alat yang sangat penting dalam membantu mengakhiri pandemi ini," ujar Vice President Of Infectious Disease Discovery Merck, Daria Hazuda, dikutip dari BBC.
Merck memproduksi obat Covid-19 bernama Molpinuravir.
Baca Juga: 9 Gejala Tetanus, Bisa Berujung Kematian Bila Tak Segera Ditangani
Nah, pil tersebut akan menjadi obat pertama Covid-19 yang bisa dikonsumsi melalui mulut.
Mengenai keampuhannya obat Covid-19 tersebut, dari hasil studi, obat Covid-19 Molpinuravir ekeftif melawan virus corona.
Molpinuravir disebut dapat mengurangi resiko rawat inap dan kematian besar 50 persen.
Molpinuravir berpotensi efektif melawan berbagai varian Covid-19, termasuk varian Delta dan varian lain yang akan datang.
Obat ini membunuh virus dengan cara merusak enzim yang berfungsi memperbanyak diri pada virus.
Baca Juga: Merebak, Keengganan Tenaga Medis Untuk Divaksin Di Seluruh Dunia Akibat Misinformasi
Kabarnya, obat Covid-19 Molpinuravir baru diujikan pada orang dewasa. Belum ditemukan obat Covid-19 untuk anak-anak.
Begitu juga pada pasien yang sudah mengalami gejala berat atau dirawat di rumah sakit, obat Covid-19 Molpinuravir belum menunjukkan hasil yang positif.
Tapi obat Covid-19 Molpinuravir ini disebutt efektif untuk pasien Covid-19 yang mengalami gejala ringan dan sedang.
Obat Covid-19 dari Perusahaan Farmasi di Indonesia
Disamping itu, ternyata ada 3 perusahaan Farmasi di Indonesia sejak 2020 menawarkan obat Covid-19.
Baca Juga: 3 Tempat Spesifik Penularan Covid-19 Tinggi, Satgas Ungkap Metode Pencegahannya
Mereka terdiri dari, dikutip dari Kontan.co.id (6/10/2020), perusahaan farmasi milik pemerintah maupun swasta.
1. PT Kalbe Farma Rbk (KLBF)
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) bersama PT Amarox Global Pharma (Amarox) melakukan perjanjian pemasaran dan distribusi obat Covifor (Remdesivir).
Sebagai informasi, Emergency Use Authorization (EUA) produk Covifor (Remdesivir) adalah untuk pengobatan pasien penyakit Covid-19 yang telah terkonfirmasi di laboratorium terutama untuk orang dewasa atau remaja (berusia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 40 kg) yang dirawat di rumah sakit.
Jadi produk Covifor tidak dijual bebas, hanya digunakan di rumah sakit dengan rekomendasi dan pengawasan dokter.
Baca Juga: Masalah Kulit Bayi dan Penanganannya, Mulai dari Kulit Kasar, Terdapat Benjolan Hingga Bercak Merah
Obat Cofivor ini sudah dipasarkan pada 1 Oktober 2020 lalu.
Harganya, awalnya Kalbe Farma mematok Rp 3 juta per vial, namun KLBF menurunkan harganya menjadi Rp 1,5 juta per vial karena ada masukan dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan pasien. Di sisi lain, juga karena kebutuhan obat ini yang besar.
2. PT Indofarma Tbk (INAF)
Sebelumnya Indofarma sudah memasarkan obat untuk membantu penyembuhan Covid-19 yakni Oseltamivir 75gr Caps.
Obat ini sudah memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) senilai 40.06% ini.
Oseltamivir telah diproduksi sendiri oleh INAF dengan kapasitas produksi sebesar 4,9 juta kapsul per-bulan.
Baca Juga: Ada 5 Indra Manusia yang Terpengaruh Oleh Infeksi Covid-19, Termasuk Pendengaran
Kemudian, INAF menambah portofolio produk obat Covid-19 yaitu Remdesivir dengan nama dagang Desrem™.
Remdesivir Inj 100 mg ini merupakan produk antiviral hasil produksi Mylan Laboratories Ltd atas lisensi dari Gilead Sciences Inc, Foster City dan United States of America.
Harga obat Desrem™ Remdesivir Inj 100mg ini lebih terjangkau yakni Rp 1,3 juta/vial.
3. PT Kimia Farma Tbk (KAEF)
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga sudah memproduksi obat untuk untuk terapi Covid–19, yaitu Chloroquine, Hydroxychloroquine, Azithromycin, dan Favipiravir.
Baca Juga: Obesitas Tingkatkan Risiko Masalah Lutut Menahun Seperti Osteoartritis
Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo mengatakan untuk jenis obat Favipiravir yang dapat dipergunakan untuk terapi Covid–19, sudah dapat diproduksi sendiri oleh Kimia Farma dan merupakan produk pertama di Indonesia yang dikembangkan sendiri oleh Badan Usaha Milik Negera (BUMN).
"Favipiravir hasil produksi dari Kimia Farma telah mendapatkan Nomor Ijin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta akan didistribusikan ke seluruh layanan kesehatan sesuai dengan regulasi Pemerintah," jelasnya.
Adapun Kimia Farma bersama dengan anak usahanya, PT Phapros Tbk (PEHA) telah memproduksi beberapa obat untuk penanganan Covid-19 antara lain Dexamethasone dan Methylprednisolon.
"Kami punya sediaan produk Dexamethasone dan Methylprednisolone baik tablet dan juga injeksi. Untuk Dexamethasone dan Methylprednisolone harganya Rp 100-300 / tablet," jelas Sekretaris Perusahaan PEHA, Zahmila Akbar.(*)
Baca Juga: 5 Cara Memotivasi Si Kecil Agar Tak Malas Bergerak dan Berolahraga
Source | : | Instagram @pandemictalks,Sewaktu.com,Kontan - obat Covid-19 |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar