Mulai dari kesadaran higiene, sanitasi, dan vaksinasi, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, diantaranya penyediaan laboratorium mikrobiologi untuk mendukung diagnosis penyakit infeksi dan menentukan jenis antibiotik yang diperlukan pada kasus infeksi.
"Selain itu diharapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) AMR 2020-2024 dapat dilaksanakan oleh kementerian terkait. RAN tersebut memiliki visi: Terwujudnya Indonesia sehat dan bebas dari dampak resistensi antimikroba melalui pendekatan One Health,” tambahnya.
Sementara itu terkait pemakaian antibiotik, Prof. Hindra menjelaskan bahwa obat sakti tersebut termasuk salah satu penemuan penting dalam dunia medis yang bisa menyelamatkan nyawa manusia.
Meski demikian penggunaanya harus bijak, dimana mereka wajib menggunakan antibiotik sesuai indikasi dan aturan.
"Antibiotik penemuan penting dalam dunia kesehatan karena bila digunakan atas indikasi bisa menyelamatkan nyawa," kata Ketua PERDALIN tersebut.
Prof. Hindra mengingatkan orang-orang, termasuk tenaga kesehatan, untuk bijaksana memanfaatkan antibiotik, salah satunya memastikan peruntukkan yang tepat demi menghindari resistensi antibiotik.
Sebab resistensi antibiotik lebih sulit ditangani sehingga memunculkan masalah lain, yakni kesakitan bertambah, risiko kematian pasien meningkat, rawat inap yang lebih panjang di rumah sakit dan biaya perawatan bisa menjadi berlipat ganda.(*)
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar