GridHEALTH.id - Air ketuban sangat penting bagi ibu hamil, karena bermanfaat untuk melindungi janin dari benturan, sebagai tempat yang nyaman bagi bayi, dan antibodi yang terkandung dalam air ketuban dapat melindungi janin dari infeksi.
Selain itu, jumlah air ketuban yang banyak juga bisa membuat bayi bergerak bebas, sehingga terjadi pematangan organ dan pembentukan otot, serta tulang.
Baca Juga: Fungsi Cairan Ketuban, Salah Satunya Melindungi Bayi dari Infeksi
Namun, ibu hamil perlu waspada karena terdapat masalah kehamilan menyangkut air ketuban, yang bisa terjadi.
Misalnya saja jumlah air ketuban yang berkurang. Penyebab masalah kehamilan ini terjadi sangat kompleks, sehingga dibutuhkan pemeriksaan terlebih dahulu.
Baca Juga: Waspada Preeklamsia, Ibu Hamil Harus Segera ke Dokter Jika Alami Gejala Ini
Setidaknya terdapat dua macam pemeriksaan USG (ultrasonografi) untuk mengetahui apakah telah terjadi kekurangan air ketuban atau tidak.
“Ada dua macam caranya, satu dengan cara melihat single deepest pocket, itu harus di atas dua. Atau perut ibunya dibagi empat ruangan, ini yang sering kita lakukan, maka akan dinilai pada masing-masing ruangan dan ditambahkan itu masing-masing harus di antara 10 sampai 20 optimalnya,” jelas dr Muhammad Fadli, Sp. OG Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Rumah Sakit Pondok Indah, kepada GridHEALTH, Senin (11/10/2021).
Apabila sudah dilakukan pemeriksaan dan tidak ditemukan rembesan atau pecah ketuban, maka dokter akan mencari tahu apa yang menyebabkan air ketuban berkurang.
Dokter Fadli secara singkat membagi penyebab kekurangan cairan ketuban menjadi tiga, yakni karena bayinya sendiri, oleh ibunya, atau plasenta.
Baca Juga: Penyebab Anak Dengan Kelainan Jantung Bawaan Sering Alami Malnutrisi
Jika dari janinnya, biasanya kekurangan cairan ketuban terjadi karena bayi yang ada dalam kandungan mengalami kelainan.
Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi atau preeklamsia, juga menjadi salah satu faktor risiko masalah kehamilan ini terjadi.
Sementara itu, jika cairan air ketuban berkurang karena plasenta, ini bisa dihubungkan dengan gangguan perfusi pada darah dari ibu ke janinnya.
Baca Juga: Preeklamsia, Penanganan dan Perawatan Pasca Melahirkan
Dehidrasi yang dialami oleh ibu hamil pun, juga bisa menyebabkan cairan ketuban menjadi berkurang. Sehingga ibu hamil membutuhkan minum yang cukup.
Saat cairan ketuban kurang, maka salah satu gejala yang bisa dirasakan oleh ibu hamil adalah berkurangannya jumlah tendangan dari janin. Jika terjadi, ibu perlu segera melakukan pemeriksaan ke dokter.
Apa yang akan terjadi jika cairan ketuban kurang?
1. Jika air ketuban berkurang, maka pertumbuhan dan pematangan organ bayi akan terhambat, karena bayi tidak bisa bergerak bebas.
2. Terdapat kemungkinan ibu hamil akan melahirkan bayinya secara caesar.
Dokter Fadli juga menjelaskan, jika kekurangan cairan ketuban terjadi di trimester akhir, maka ini lebih condong disebabkan oleh plasentanya atau disertakan oleh kondisi lain dari ibunya.
Contohnya, ibu hamil mengalami hipertensi atau penyakit imun yang menyebabkan cairan ketuban berkurang.
Apabila terjadi kekurangan cairan ketuban sejak trimester pertama, hal ini lebih sering terjadi karena ada masalah pada bayinya.
Misalnya, ada kemungkinan tidak terbentuknya ginjal pada janin. Masalah ini bisa menyebabkan cacat lahir pada bayi, hingga kematian.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar